Indonesia Mandiri
Pemilu berpengaruh untuk kebijakan lingkungan |
Eko menuturkan, situasi dunia saat ini masih menghadapi berbagai ketidakpastian. Seperti, perang Ukraina-Rusia, pandemi Covid-19 yang masih ada di beberapa negara, dan lain-lain. “Di tengah ketidakpastian itu, di banyak negara, masyarakat akan berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara (TPS), sebagai bagian dari proses pemilu pada tahun ini,” jelasnya.
Terkait target transisi energi fosil, Eko khawatir, bagaimana konfigurasi politik hasil pemilu global ini bisa melegalisasikan apa yang sudah menjadi capaian dari masing-masing negara. Karena capaian itu bisa saja dimentahkan lagi.
Ia memberi contoh pemilihan presiden, yang akan berlangsung di Amerika Serikat tahun ini. Donald Trump dari Partai Republik mau maju lagi di pemilihan presiden AS melawan Joe Biden, yang dari Partai Demokrat. “Jika Trump menang dalam pilpres AS, bisa diyakini bahwa kebijakan-kebijakan lingkungan Biden akan diubah oleh Trump,” paparnya.
Eko juga menyorot faktor anggaran negara, yang akan dialokasikan bagi transisi energi fosil. “Kalau kita ingin meningkatkan transisi energi jadi tiga kali lipat, itu juga soal pembiayaan,” ujarnya. Ini terlihat pada negara-negara berkembang. “Dengan tingkat suku bunga yang terus meningkat, utang mereka juga semakin naik,” tambahnya (dh).
Foto: abri