Guna meningkatkan intensitas peperangan di Ukraina, pihak Ukraina kembali melakukan serangan drone ke wilayah Rusia pada 30 Agustus 2023. Enam wilayah
Perang di Ukraina menunjukkan peningkatan signifikan |
Selama ini Russia menjaga intensitas peperangan di Ukraina pada level rendah hingga menengah, dengan mempertahankan wilayah pertempuran di kawasan Timur Ukraina.
Beberapa kali serangan drone yang dilakukan oleh Ukraina ke wilayah Rusia, terutama kota Moscow. Tak menutup kemungkinan pihak Rusia akan melakukan serangan balasan ke wilayah Tengah dan Barat Ukraina.
Adakah pesan dari pihak NATO kepada Ukraina untuk memperluas wilayah pertempuran?
Dalam serangan drone Ukraina kemarin, di wilayah Pskov yang berbatasan dengan Estonia dan Latvia, setidaknya empat pesawat angkut militer Ilyushin-76 mengalami kerusakan, dua diantaranya terbakar. Beberapa drone berhasil dilumpuhkan di wilayah Oryol, Bryansk, Ryazan, Kaluga dan Moscow.
Menurut media setempat, setidaknya 20 unit drone yang menyerang kawasan Bandar udara tersebut. Serangan drone Ukraina ke wilayah Rusia dilakukan pada malam hari dengan durasi sekitar empat jam.
Sementara itu, pada 29 Agustus lalu, enam personel militer Ukraina tewas dalam kecelakaan jatuhnya dua pesawat helikopter di wilayah Bakhmut. Tidak dijelaskan secara detil kejadiannya, namun dijelaskan bahwa semua korban berpangkat perwira.
Pasukan Ukraina memang sedang berusaha bergerak maju ke wilayah Bakhmut dan Robotyne. Selama peperangan terakhir ini, Ukraina setidaknya telah mengalami kerugian sekitar selusin Tank Leopard-2. Namun pihak Ukraina menyatakan hanya kehilangan lima dari 71 unit Leopard-2 yang diendorse oleh Jerman dan Polandia.
Kebutuhan Konflik
Bagi Rusia, masalah di Ukraina adakah akan masuknya Negara ini kedalam Pakta NATO. Siapapun pasti mengetahui, hal tersebut dapat mengganggu kestabilan di kawasan sekitarnya, utamanya Rusia. Namun Presiden Ukraina justru memperlihatkan sikap pantang mundur untuk Ukraina bergabung dengan NATO. Bila itu terjadi, maka berikutnya adalah terbukanya pangkalan NATO di tetangga Rusia.
Sama halnya di era Presiden Amerika John F Kennedy ketika Rusia diisukan akan membuat pangkalan peluru kendali di Kuba. Selain terjadi peristiwa Teluk Babi, Amerika Serikat memberlakukan embargo terhadap Kuba hingga puluhan tahun
Sejak Desember 2022 hingga 22 Februari 2023, upaya perundingan masalah Ukraina dengan Rusia dibuat sangat sulit dan tidak menemui titik temu. Hingga terjadilah pertempuran di Ukraina pada 24 Pebruari 2023.
Bak “Pucuk dicinta Ulam tiba”, langkah Rusia tersebut diproklamirkan oleh NATO, Amerika Serikat dan Uni Eropa sebagai sebuah invasi dan berikutnya disusul dengan berbagai issue kejahatan perang. Perserikatan Bangsa Bangsa baru mulai kelihatan perannya untuk mengutuk Russia.
Sebelum terjadinya pertempuran, Perserikatan Bangsa Bangsa seolah absen dari kancah sebagai penengah. Atau memang perang ini sengaja dikondisikan guna melancarkan rencana yang lebih besar selanjutnya. Ukraina hanya dijadikan obyek antara oleh NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
Penilaian ini dilihat dari perimbangan kekuatan militer baik personel maupun peralatan. Lalu sikap Presiden Ukraina yang meminta dukungan persenjataan, peralatan militer, dana hingga personel tempur ke berbagai penjuru. Bahkan seolah kurang paham akan perimbangan kekuatan, saat menerima endorse pesawat tempur F-16, Ia menyatakan, pesawat tersebut akan menjadikan Ukraina dapat mengalahkan Rusia. Sungguh, betapa naifnya.
Serangan-serangan drone ke wilayah Russia juag kemungkinan merupakan pengkondisian agar Russia segera melakukan balasan dengan area tempur yang lebih luas hingga ke wilayah Tengah dan Barat Ukraina. Setelah itu terjadi, barulah NATO menurunkan peralatan tempur yang sesungguhnya, berikut operator alutsistanya alias personel-personelnya
Bantuan militer terus berdatangan ke Ukraina |
Semoga presiden Rusia Vladimir Putin yang memiliki latar-belakang dan pengalaman intelijen, denga kecerdasannya tidak terpancing dengan pengkondisian pihak lawannya.
MUHAMMAD ALI HAROEN