Penambahan kekuatan tempur pihak Ukraina akhirnya dicapai dengan keluarnya surat resmi dari U.S. Secretary of State, Anthony Blinken kepada pihak Bela
Presiden Ukraina dan Perdana Menteri Denmark jajal cockpit F-16 di Pangkalan Udara Vojens, Denmark. |
Pada 21 Agustus 2023, Presiden Ukraina berpidato diluar gedung Parlemen Denmark, Copenhagen, dihadapan ratusan – mungkin ribuan – yang membawa bendera Ukraina.
Dalam pidatonya disebutkan Ia berterima kasih kepada Denmark atas bantuan persenjataan untuk melindungi kebebasan. Terkait pemberian pesawat tempur F-16 disebutkan Ia yakin Rusia akan mengalami kekalahan dalam perang. Langsung disambut tepuk tangan dan riuh sorak-sorai para audience.
Belanda akan memberikan 42 unit pesawat F-16, setelah mereka menerima pesanan pesawat F-35. Denmark juga mengatur schedule berdasar penerimaan pesawat F-35.
Denmark meng-endorse 19 unit F-16 dengan jadwal pengiriman 6 unit pada akhir 2023, 8 unit pada t2024, dan 5 unit pada 2025, seperti dinyatakan Perdana Menteri Denmark Mette Frederiksen.
Kalau melihat pidato presiden Ukraina di Copenhagen, seolah Ia kurang paham akan Air Power disekitar negaranya. Rusia sendiri memiliki pesawat tempur dari berbagai jenis dalam jumlah sagat banyak. Spesifikasi tempurnya juga rata-rata setara atau lebih tinggi dari F-16. Dan, jumlah penerbang yang cukup dan dukungan munisi memadai.
Sementara itu, untuk pengoperasian pesawat endorse, pihak Ukraina masih harus menempuh langkah pelatihan para awak serta personel pendukung darat, yang setidaknya memakan waktu cukup lama.
Belum lagi penyiapan air-strip untuk take-off dan landing F-16, persiapan Airborne Warning & Control System untuk membantu pengarahan penerbangan pesawat menuju sasaran, selain onboard radar dan sensor.
Koalisi 11 Negara Barat: Belanda, Belgia, Kanada, Denmark, Luxembourg, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Swedia, dan Inggris, sejak Juli 2023, telah memberikan pelatihan bagi personil Ukraina yang akan mengawaki pesawat tempur F-16.
Untuk melatih penerbang diperlukan waktu antara enam hingga delapan bulan. Sehingga diperkirakan baru dapat beroperasi di medan tempur Ukraina pada awal 2024. Selain itu, Ukraina juga meminta sumbangan pesawat tempur Gripen dari Swedia.
Pidato Presiden Ukraina dengan menerima 61 unit F-16 akan dapat mengalahkan Rusia, sebagaimana pidato Presiden Amerika beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa Rusia telah kalah perang di Ukraina.
Dihadapkan pada kenyataan di lapangan, justru bukannya membakar semangat pasukan Ukraina yang berada di daerah pertempuran, malahan bisa berbalik menjadi pelemahan semangat atau bahkan frustasi, karena berbeda antara isi pidato dan kenyataan di medan tempur.
Apakah dalam pertempuran pihak Rusia akan menunggu kedatangan pesawat F-16 tersebut. Ada juga kekhawatiran, sangatlah jarang pesawat tempur F-16 digunakan sebagai pesawat “the first sortie combat or the first air strike”.
Biasanya pihak Amerika yang berperang diberbagai kawasan dunia mengoperasikannya apabila pihak yang didukungnya telah menguasai superioritas udara. Bahkan ada juga pendapat yang mengatakan, F-16 versi modern setara dengan F-22 dan seterusnya. Rusia tentunya juga memiliki berbagai pesawat tempur yang tidak kalah unggul dari F-16.
F-16 akan memperkuat armada udara Ukraina |
Serangan balik dari pihak Ukraina memang ditujukan pada beberapa titik di wilayah Timur Ukraina yang diduduki Rusia, selain luasnya garis pertempuran, persenjataan pihak Ukraina juga sangat terbatas, dan sebagian besar kurang begitu dikuasai pengoperasiannya secara efektif.
Diterimanya ratusan unit kendaraan tempur lapis baja dari negara-negara NATO ternyata juga kurang efektif dioperasikan oleh personel Ukraina, selain itu untuk melakukan manuver tempur bagi tang-tank tempur utama seperti Leopard dan M-1 Abrams memerlukan dukungan teknis dan logistik yang cukup rumit.
Dari situasi pertempuran yang sudah berjalan selama ini (sudah lebih dari 545 hari), agaknya Rusia lebih akurat mendapatkan data intelijen dibandingkan Ukraina yang didukung oleh berbagai sumber data intelijen.
Peperangan secara terukur dengan menjaga intensitas yang tidak terlalu tinggi, seolah Rusia ingin menguras persenjataan tiak saja dari pihak Ukraina, tapi juga dari negara-negara pemberi endorse.
Kita tunggu saja ucapan Presiden Ukraina, apakah akan terbukti.
(Muhammad AlI Haroen&Abriyanto, wartawan IndonesiaMandiri).