Orang Indonesia termasuk paling tidak sopan di media sosial. Anak muda suka omong seenaknya di media sosial tanpa memikirkan mungkin menyinggung oran
Kesopanan orang Indonesia berkomunikasi di media sosial jadi sorotan |
Ini diungkapkan Milastri Muzakkar, Founder Kelas Anak Tangguh, dalam webinar tentang Tips Menjadi Anak Muda Tangguh Di Era Digital, di Jakarta (13/7). Diskusi diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA, yang diketuai Denny JA serta dipandu oleh Elza Peldi Taher.
Disebutkan Milastri, dari pengalaman perilaku tidak sopan yang pernah diakui warganet, sebanyak 27 persen pernah mengalami ujaran kebencian (hate speech). Dalam kurun waktu 1 minggu, sebanyak 24 persen mengalami perilaku tidak sopan di dunia digital.
Oleh karenanya, Milastri menyatakan, anak harus membangun pikiran yang bertumbuh (grow mindset), serta mau belajar hal-hal baru dan mau bergaul dengan orang atau lingkungan baru. “Kuasai keterampilan yang dicari ‘pasar’ seperti pemikiran analitis, pemikiran kreatif, literasi digital, AI dan Big Data, serta kepemimpinan,” ujarnya.
Mengutip Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Millastri, ada 1,5 juta sarjana menganggur per tahun. Pengangguran tinggi justru di kalangan anak muda, terbanyak generasi Z. Hal ini karena pendidikan formal tidak cocok dengan kebutuhan pasar kerja. Dari 3,5 juta lulusan pendidikan, hanya 2 juta yang terserap di pasar kerja.
Ini menjadi kontras, karena keterlibatan anak muda masa kini erat dengan dunia digital. Namun selain ada manfaatnya, seperti Chat GPT, media digital juga menimbulkan banyak masalah. Milastri mengambil Databoks (2022) mengatakan, media digital menimbulkan 2,45 juta gangguan mental di Indonesia. Ada 2.700 orang bunuh diri oleh berbagai sebab, setelah berselancar di media sosial.
Milastri Muzakkar |
Jangan dilihat dari angkanya seolah kecil, 2.700 bunuh diri dari 277 juta orang penduduk Indonesia. “Tapi ini cerminan, jangan-jangan anak muda kita seperti ini. Jadi ini merupakan peringatan besar buat kita,” tegasnya (ma).
Foto: Istimewa