IndonesiaMandiri - Indonesia Mandiri - IndonesiaMer (penembak jitu/tersembunyi) dan wartawan itu sama. Sama-sama melakukan tugasnya dengan senyap. Bed
Para wartawan ikut dalam ranpur saat konvoi Kopasgat |
Serka Amin memaparkan hal tersebut, saat memberi keterangan kepada puluhan wartawan, saat “Outbound Media Dirgantara” selama dua hari (14-15/12), digagas oleh Dinas Penerangan TNI AU (Dispenau) selama dua hari, di markas Wing Komando I Kopasgat, Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Mengapa sampai ada keterkaitan antara Sniper dengan wartawan? Ternyata dalam kegiatan outbound ini, pihak TNI AU – melalui Dispenau – ingin mengajak wartawan untuk mengenal sekaligus memahami apabila sedang melakukan peliputan di medan konflik, apakah di dalam maupun luar negeri.
Para wartawan pun diperkenalkan dengan berbagai suasana konflik, jenis persenjataan, kendaraan tempur dan taktis (ranpur/rantis), hingga cara bertahan hidup (survival) di daerah konflik seperti di dalam hutan/pegunungan dengan perbekalan yang terbatas.
Penghadangan terjadi tanpa diduga |
Nah, ini yang menarik. Mengapa? Karena kita di Indonesia, mesti bersyukur kondisi negara dalam situasi relatif aman. Sempat ada konflik bersenjata, misalnya, terjadi di Timor Timur (sekarang Timor Leste), Aceh, Ambon dan Papua. Namun tak menutup kemungkinan, bila wartawan harus ikut meliput ke medan konflik, baik di dalam atau luar negeri (misalnya bersama TNI/Polri saat menjalani misi sebagai Pasukan Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Peace Keeper).
Baik Serka Amin maupun Letda Aceng mengingatkan, agar wartawan benar-benar memahami materi penjelasan yang diberikan, baik dalam teori dan praktek. Karena dalam kegiatan dua hari ini, para wartawan pun harus mengikuti simulasi atau latihan yang kondisinya relatif mirip dengan suasana konflik bersenjata.
“Kalian harus berada dibelakang pasukan kami. Kami adalah tameng hidup anda,” kata Serka Amin. “Berapapun tingginya kalian, tetap harus dalam posisi menunduk lebih rendah daripada pasukan,” papar Letda Aceng. Hal ini dilakukan agar tak menjadi incaran sniper.
Penghadangan di sebuah perkampungan (Rumah Ban) |
Dilarang Sok Tahu
Karena pasukan yang melindungi wartawan adalah “tameng hidup”, maka si wartawan pun harus menghargai yang melindunginya. Intinya, dilarang “sok tahu” di medan perang atau konflik. Inilah pentingnya pembelajaran dari simulasi “Outbound Dirgantara” dari TNI AU kepada wartawan.
Suara ledakan bom/ranjau, desingan peluru, harus dikenal oleh wartawan. Bahkan dalam situasi darurat pun, saat pengawal Kopasgat gugur ketika melindungi wartawan, maka si wartawan juga harus bisa membela dirinya sendiri. Seperti menggunakan senjata api, bertahan hidup di alam, dan lain sebagainya.
Acara Outbound Dirgantara menjadi tambah menarik, saat setiap wartawan melakukan praktek dikawal dan dihadang saat konvoi dengan empat Ranpur Turangga dan ILSV (Indonesian Light Strike Vehicle) produksi anak bangsa dari Kopasgat. Muncul suara ledakan dan tembakan diluar kendaraan. Apa yang harus dilakukan wartawan yang sudah memakai body armour dengan label press di dada dan punggung?
Tetap patuhi aturan yang sudah diinfokan oleh Kopasgat. Yakni berada dibelakang Kopasgat, keluar kendaraan secara bergiliran dan berada disamping ranpur sambil menunduk. Setelah itu, wartawan memasuki area hutan dengan pengawalan Kopasgat. Penghadangan pun terjadi lagi disini. Sambil tetap berlindung dan berlari, wartawan harus selalu berada disamping/belakang Kopasgat.
Sampailah akhir simulasi, dengan memasuki “Rumah Ban”, seolah ini adalah perkampungan yang belum dikatakan aman. Jadi wartawan dan Kopasgat harus terus waspada saat memasukinya. Betul saja terjadi, masih ada gerombolan pengacau di dalamnya dan bisa dilumpuhkan oleh Kopasgat.
Sekilas Tentang Kopasgat
Kopasgat identic dengan Pasukan Berbaret Jingga |
Kopasgat yang juga dikenal sebagai pasukan dengan baret jingga (sebelumnya disebut Korps Pasukan Khas atau Korpaskhas), adalah pasukan khusus dari TNI. Yonko I Kopasgat yang sedang memberikan pembelajaran kepada para wartawan, bermarkas di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Beruntung sekali para wartawan bisa didampingi dan diberikan berbagai ilmu peperangan dari Kopasgat. “Mereka juga sangat bangga bisa berkenalan, berdiskusi, dengan para wartawan. Karena tugas mereka (Kopasgat) selalu latihan kan,” kata Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah, Kepala Dinas Penerangan TNI AU, yang dengan setia mendampingi wartawan selama dua hari kegiatan Outbound Dirgantara (abriyanto).
Foto: Istimewa