IndonesiaMandiri - Sebuah analisa menarik dilakukan sebuah PR Agency di Jakarta, XYZ+, yang menemukan sosok Amir Hamzah hingga Denny JA menjadi sastra
Beberapa sastrawan Indonesia yang banyak ditemui di Google |
Penelusuran ini dilakukan di mesin pencari Google Search pada Rabu (21/12/22), dengan cara menuliskan kata kunci 30 nama sastrawan Indonesia ternama pada era pra dan pasca kemerdekaan menggunakan tanda kutip ("...") di kotak pencarian Google. Tujuannya adalah agar hasil yang ditampilkan lebih spesifik dan akurat.
Hasilnya, menunjukkan di antara penulis yang lahir pada era sebelum kemerdekaan, Amir Hamzah lebih banyak beritanya dibanding Pramoedya Ananta Toer dan Chairil Anwar dalam penelusuran Google. Sedangkan penulis yang lahir era pasca kemerdekaan, Denny JA lebih banyak beritanya di penelusuran Google dibandingkan dengan Dewi Lestari, Andrea Hirata dan Eka Kurniawan.
Hasil penelusuran menunjukkan pada deretan tiga teratas, terdapat nama sastrawan yang lahir pada era sebelum kemerdekaan. Mereka adalah Amir Hamzah dengan 2.050.000 hasil pencarian, Pramoedya Ananta Toer 1.570.000 dan Chairil Anwar 1.430.000.
Lalu urutan selanjutnya terdapat nama-nama penulis yang lahir purnakemerdekaan. Mereka adalah Denny JA dengan 648.000 , Dewi Lestari 503.000 hasil pencarian, Sapardi Djoko Damono 475.000, Andrea Hirata 397.000 dan Taufik Ismail 289.000 hasil pencarian.
Sementara itu, pada deretan berikutnya, secara berurut dari hasil pencarian yang sama terdapat nama Eka Kurniawan, HB Jassin, Ayu Utami, W.S. Rendra, Leila S Chudori, Goenawan Mohamad, Putu Wijaya, Ahmad Tohari, Mochtar Lubis, Joko Pinurbo, Djenar Maesa Ayu, Abdoel Moeis, Nh. Dini, Sutardji Calzoum Bachri, Eka Budianta, Sutan Takdir Alisjahbana, Sitor Situmorang, Afrizal Malna, Abdul Hadi W.M., Norman Erikson Pasaribu, Widji Thukul, Marah Roesli.
“Penelusuran ini dilakukan secara sederhana, sehingga bukan menjadi acuan atau ranking atas nama-nama penulis top tanah air tersebut,” ujar PR Specialist XYZ+ Amelia Fitriani dalam keterangannya di Jakarta (21/12). Terlebih, sambungnya, mesin pencari Google tidak akan menampilkan hasil yang sama serta mudah berubah di jam yang berbeda.
Di era digital ini semoga Indonesia miliki banyak sastrawan baru |
“Betapa pengaruh para penulis yang lahir pada era sebelum kemerdekaan tetap melekat bahkan di era digital saat ini. Sementara para penulis yang lahir pasca kemerdekaan, juga terus mengukuhkan kehadirannya di dunia digital,” paparnya. Hasil penelusuran tersebut bisa diakses pada laman berikut: https://bit.ly/3HVbrWw (ma).
Foto: Istimewa