Ternyata sejak difatwa mati oleh pemimpin revolusi Iran Ayatullah Khomeini, penulis Salman Rushdie sempat berganti nama menjadi Joseph Anton. Jadi ka
Salman Rushdie dan karyanya yang menghebohkan |
Ini diutarakan pakar studi Islam lulusan Universitas Melbourne, Luthfi Assyaukanie, dalam Webinar di Jakarta (25/8), diadakan oleh Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA. Diskusi membahas tentang “Salman Rushdie dan Kebebasan Berekspresi,” dipicu oleh serangan penikaman terhadap novelis kontroversial itu di New York, AS pada 12 Agustus 2022.
Luthfi mencoba mengungkap hal-hal baru, yang kurang diketahui orang tentang Rushdie. Rushdie adalah penulis novel The Satanic Verses (1990), yang dituduh menghina Islam dan Nabi Muhammad SAW. Menurut Luthfi, penggunaan nama Joseph Anton menjelaskan mengapa sampai sekian lama Rushdie masih selamat, selain tentunya karena dikawal secara hati-hati oleh petugas keamanan.
“Nama Joseph Anton itu diambil dari nama dua penulis idola Rushdie. Yaitu, Joseph Conrad, penulis asal Polandia, dan Anton Chekov, penulis Rusia,” jelas Luthfi. Nama Rushdie itu sendiri sebetulnya juga bukan nama asli keluarganya.
Berdasarkan otobiografinya, lanjut Luthfi, Salman Rushdie menulis otobiografinya secara unik. Otobiografi itu ditulis oleh Joseph Anton, yang sebetulnya adalah Rushdie sendiri, berjudul “Salman Rushdie.” “Biasanya orang menulis otobiografi dengan menggunakan gaya penulisan orang pertama, tapi Rushdie menulis dengan gaya penulisan orang ketiga,” ujar Luthfi.
Dari otobiografi itulah, terlihat bahwa latar belakang keluarga Rushdie sebetulnya cukup religius. Kakeknya adalah seorang pengikut sufi. Ayahnya adalah orang yang sangat tercerahkan dan sangat mengagumi peradaban Islam.
Ayah Rushdie adalah pengagum cendekiawan dan ilmuwan besar Islam, Ibnu Rusyd (Averroes). “Begitu kagumnya, sehingga sang ayah mengganti nama keluarga itu menjadi Rushdie –dari kata Rusyd. Itu menunjukkan kekaguman yang luar biasa,” ungkap Luthfi (dh).
Foto: istimewa