"Sambutan pak Nyalla itu sangat tegas sekali, gamblang dan komprehensif. Sambutan beliau adalah sama persis dengan pemikiran saya. Buku saya yang teba
Try Sutrisno (kiri) bicara dalam Forum DPD RI |
Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno mengutarakan hal ini dalam acara Silaturahmi Elemen Masyarakat Presidium Nasional Majelis Permusyawaratan Bumiputra Indonesia, di Gedung B DPD RI, Senayan, Jakarta (16/6). Beberapa waktu lalu, LaNyalla sempat bersilaturahmi ke kediaman Try, dan mendapat amanah khusus untuk turut menyelamatkan bangsa.
Try Sutrisno juga beri pesan khusus kepada Ketua DPD RI LaNyalla (kanan) |
Try memberikan amanah kepada LaNyalla untuk kaji ulang Konstitusi hasil Amandemen periode 1999-2002 silam, demi penyelamatan bangsa dan negara. “Saya ini sudah 87 tahun, tidak lama lagi akan meninggal, saya titip wasiat kepada Anda. Tolong selamatkan bangsa dan negara ini dari kehancuran di masa depan,” tambah mantan Panglima TNI kelahiran Surabaya 15 November 1935.
Menurut Try, Amandemen Konstitusi yang dilakukan empat tahap di 1999 hingga 2002 silam sama sekali tidak dilakukan dengan tahapan yang ideal. Perubahan dilakukan cepat-cepatan, dan ada pengaruh kepentingan asing. Sehingga hasilnya, bangsa ini kehilangan keindonesiaannya.
“Sehingga sekarang sistem negara ini menjadi liberalis, individualistis dan kapitalis. Semua ditentukan Partai Politik. Padahal Pancasila yang dirumuskan pendiri bangsa ini adalah sistem asli yang sudah sangat cocok untuk membuat Indonesia menjadi negara yang kuat dan berdaulat,” terangnya (ma).