Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno, bertemu Duta Besar Indonesia untuk Republik Demokratik Rakyat Laos, R. P.
Menparekraf Sandiaga Uno Bersama Dubes RI untuk Laos Pratito (kiri) |
Menparekraf menyampaikan, kondisi geografis Laos yang tak memiliki pantai merupakan peluang besar bagi Indonesia dengan garis menawarkan pesona wisata bahari dengan pantai sangat panjang yang bisa lebih ekonomis jika dibandingkan dengan paket wisata pantai di Thailand. Hal tersebut dinilai sebagai prospek cerah untuk dikembangkan dalam kerja sama bilaeral.
Sandiaga mengungkapkan nota kesepahaman bersama dan kerja sama bidang pariwisata antara Indonesia-Laos terakhir kali ditandatangani pada 26 Juli 1996 di Jakarta. Oleh karenanya, ia berharap ada kesepakatan kerja sama terbaru dalam waktu dekat.
Duta Besar RI untuk Laos menyampaikan, “Laos itu kurang dikenal oleh orang Indonesia. Begitu juga Indonesia kurang dikenal oleh orang Laos. Jadi saya berharap di tahun ke-65 hubungan diplomatik ini, ada sesuatu yang bisa ditandatangani.”
Pratito menyebut, salah satu yang bisa dikerjasamakan adalah paket wisata antara Luang Prabang dan Bali. “Jadi, Luang Prabang ini Balinya Laos, ini lokasinya di perbatasan dengan China, dekat dengan segitiga emas. Kalau bisa ada penerbangan langsung, jadi kita bisa tarik turis-turis dari China untuk terbang langsung ke Bali,” jelasnya.
Dubes RI untuk RRT Djauhari Oratmangun bersama Menparekraf |