Jakarta (IndonesiaMandiri) – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara kaya akan rempah-rempah, sehingga mampu menghasilkan cita rasa kuliner sangat
Chef Indonesia akan bertarung di ajang bergengsi kelas dunia |
Bocuse d’Or dianggap sebagai ‘olimpiade’ di bidang kuliner, mempertandingkan 24 chef terbaik dunia yang sudah lolos seleksi melalui kompetisi tingkat regional. Delegasi Indonesia sendiri akan mengangat tema layers of Indonesia, yang mencerminkan topografi Desa Jatiluwih, Bali, sekaligus mencerminkan keberagaman cita rasa Indonesia ke mancanegara.
Selain mendorong bidang ekonomi kreatif (ekraf) melalui subsektor kuliner, delegasi Indonesia juga berupaya mempromosikan pariwisata, budaya, dan keindahan nusantara melalui video presentasi yang akan ditayangkan. Partisipasi Indonesia ini didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) serta PT. Time Internasional.
“Keikutsertaan Indonesia ini adalah sarana untuk soft power dan brand awareness. Karena kita tahu bahwa negara kita memiliki 50 persen bumbu dan bahan makanan dunia. Kuliner Indonesia memiliki kekuatan dan potensi untuk lebih dikenal di dunia. Dengan keragaman kulinernya, dimana terdapat kurang lebih 5.300 masakan khas nusantara,” ucap Menparekraf Sandiaga Uno, dalam acara Press Conference Bocuse d’Or, secara daring (30/8).
Menurut data dari Outlook Pariwisata 2020/2021, tercatat subsektor kuliner sumbang sekitar 40,13 persen atau setara Rp 455,55 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional di 2020. Sementara proyeksi jumlah pekerja subsektor kuliner di 2021 sekitar 9,4 juta orang. Jadi, Kemenparekraf memiliki tanggung jawab untuk terus meningkatkan dan mengembangan subsektor kuliner.
Kemenparekraf sendiri memberikan dukungan fasilitasi kepada delegasi Indonesia seperti penyewaan peralatan alat masak, pembuatan konten, publikasi melalui key opinion leader, press conference, dan biaya perjalanan dan akomodasi selama bertanding di Prancis.
Di sini membuktikan kuliner nusantara juga diperhitungkan secara internasional |
“Saya berharap tentunya keikutsertaan ini akan memperkuat subsektor kuliner kita di mata dunia dan harapannya sesuai dengan program Indonesia Spice Up The World bahwa kita juga dapat meningkatkan ekspor kuliner kita hingga Indonesia menjadi destinasi kuliner dunia yang berdaya saing, berkualitas, dan berkelanjutan lingkungan,” tekad Menparekraf.
Chef Mandif Warokka menyebut ajang ini merupakan sebuah kesempatan untuk membuktikan Indonesia mampu bersaing dengan chef kelas dunia lainnya.
Yang menarik dari Bocuse d’Or ini adalah adanya poin penilaian terkait dengan waste management. Jadi, bagaimana para chef mampu memaksimalkan bahan-bahan yang digunakan. “Misalkan kita menggunakan 70 picies prawn, semua bagian harus terpakai, mulai dari kepala hingga ekor. Diusahakan tidak ada bagian yang terbuang,” ungkapnya (ma/ra).