“Momentum yang sudah cukup baik ini, harus terus dijaga. Dari semua evaluasi yang dilakukan, atas arahan Bapak Presiden Republik Indonesia, maka PPKM
Situasi yang cenderung membaik perlu dikelola bersama agar terus menurun status PPKM |
Dari evaluasi penerapan perpanjangan PPKM Level 4, 3 dan 2 yang dilakukan 7-16 Agustus 2021 di Jawa Bali terus mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari tren kasus konfirmasi positif yang pada 15 Agustus kemarin turun hingga 76 persen dan kasus aktif turun 53 persen dari titik puncaknya.
“Kami juga melihat tren penurunan terjadi pada tingkat kasus positif, perawatan pasien, kasus konfirmasi dan angka kematian pada hampir seluruh provinsi di Jawa Bali,” jelas Luhut. Namun, dari hasil kunjungan lapangan beberapa waktu lalu, masih ada perbaikan yang perlu dilakukan pada beberapa wilayah.
Langkah intervensi Pemerintah terdiri dari mobilisasi pasien isolasi mandiri ke isolasi terpusat yang disediakan oleh pemerintah kota/kabupaten dan memastikan ketersediaan obat serta konsentrator oksigen. “Sehingga kami harapkan dalam minggu depan akan terjadi perbaikan yang signifikan terutama untuk wilayah Bali dan Malang Raya,” urainya.
Terdapat tambahan kabupaten /kota yang masuk ke Level 3 sebanyak 8 kabupaten/kota, sehingga total dalam level 3 dan 2 mencapai 61 kabupaten/kota. Namun demikian, untuk menjaga ekonomi masyarakat, pemerintah akan memperluas cakupan kota di Level 4 yang dapat melakukan uji coba pembukaan pusat perbelanjaan/mall.
“Hasil Evaluasi menunjukkan penerapan protokol kesehatan di pusat perbelanjaan/mall sudah dilakukan secara disiplin,” puji Luhut. Percoban pembukaan mall, melalui sistem Peduli Lindungi, Pemerintah memperoleh data ada 1.015.303 orang yang melakukan check-in pada sistem agar dapat memasuki pusat belanja/mall. Dari jumlah tersebut 619 orang diantaranya yang ditolak masuk oleh sistem dan tidak diperkenankan untuk masuk kedalam pusat perbelanjaan/mall dalam seminggu terakhir.
Pemerintah meningkatkan kapasitas kunjungan pusat perbelanjaan/mall menjadi 50 persen dan memberikan akses dine-in (makan di tempat) sejumlah 25 persen selama seminggu kedepan. Ujicoba ini, kata Menko Luhut dilakukan di wilayah level 4 dan wilayah level 3. Untuk tempat ibadah, kapasitasnya dinaikkan menjadi 50% di kota/kabupatan dengan PPKM level 4 dan 3 tentunya dengan.
Lalu, ada uji coba Protokol Kesehatan (prokes) untuk perusahaan-perusaan orientasi ekspor dan Orientasi Domestik yang ditentukan oleh Kementerian Perindustrian. Total karyawan yang akan mengikuti ujicoba ini mencapai lebih dari 390 ribu orang. Industri tersebut akan diizinkan beroperasi 100% dengan penerapan minimal 2 shift. “Perusahaan-perusahaan tersebut wajib menggunakan aplikasi Peduli Lindungi juga untuk melakukan screening terhadap karyawan dan non karyawan yang masuk ke lokasi pabrik,” terang Luhut.
Lebih jauh, dia menuturkan bahwa jenis olahraga outdoor yang dilakukan secara individu atau kelompok yang jumlahnya tidak lebih dari 4 orang dan tidak melibatkan kontak fisik akan diizinkan beroperasi dengan prokes ketat.
Sampak kapan kebijakan ini akan berlangsung? Menurut Luhut, selama Covid19 masih menjadi pandemi, PPKM akan tetap digunakan sebagai instrumen mengendalikan mobilitas masyarakat. “Jika situasi Covid19 semakin membaik, tentunya level PPKM akan diturunkan ke level yang lebih rendah, dimana level 2 dan 1 nantinya akan mendekati situasi kehidupan Normal Baru. Oleh karena itu, evaluasi akan dilakukan setiap minggu sehingga perubahan situasi dapat direspon secara cepat,” lanjutnya.
Masa pandemi akan berlangsung lama sehingga masyarakat harus terbiasa disiplin prokes |
Senada, Menkes Budi G. Sadikin memperkirakan Virus Corona akan tetap ada dalam durasi yang lama. Ia meminta masyarakat untuk mulai beradaptasi dengan menerapkan disiplin prokes. Dilaporkan, sejak Januari 2021 hingga kini telah ada 83 juta suntikan vaksinasi di Indonesia dari target 100 juta suntikan ditetapkan oleh Presiden hingga akhir Agustus 2021.
“Selain vaksinasi, kita juga akan menerapkan ujicoba screening dengan sistem digital pada mall yang akan dilanjutkan ke industri, transportasi, keagamaan, pariwisata dan pendidikan. Jadi sistem itu akan diadjust ke kehidupan kita sehari-hari,” papar Budi (ma).