Pulau Yiew adalah salah satu pulau terluar di Kepulauan Indonesia. Secara administratif, Pulau Yiew menjadi bagian dari Propinsi Maluku Utara dan seca
KRI Spica Pushidrosal yang dipakai Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” di Halmahera |
Pulau ini menjadi referensi titik dasar dalam penetapan batas maritim dengan negara Palau. Adapun Pulau Yiew atau yang juga sering disebut dengan Pulau Jiew secara geografis terletak pada koordinat 0° 43′ 34″ Lintang Utara, 129° 8′ 29″ Bujur Timur, dengan luas daratan sekitar 0,7 km persegi. Pada pulau ini terdapat titik dasar (Base Point) TD-063.
Ini adalah salah satu kegiatan penelitian Ekspedisi Jala Citra I “Aurora” TNI AL dari Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) yang kini sedang berlangsung dengan kapal survey KRI Spica-934. Yakni, mengukur (verifikasi) kondisi serta penggambaran titik dasar sesuai kondisi terkini, meliputi kegiatan survei hidro-oseanografi,mulai pengukuran batimetri, geodetik, pasang surut, pengukuran garis pantai dan pemetaan citra satelit batimetri sebagai upaya verifikasi posisi titik dasar di Pulau Yiew.
Sekaligus sebagai salah satu titik dasar yang utama dalam penetapan batas maritim antara negara Indonesia dan Palau. Sebagai negara kepulauan yang sangat besar, Indonesia perlu menetapkan garis delimitasi maritim, ditetapkan melalui penarikan garis batas dari titik dasar pada pulau-pulau terluar sebagai titik-titik dasar (Base point) penetapan batas wilayah NKRI dengan negara tetangga.
Sehingga dengan demikian, keberadaan pulau terluar memiliki arti sangat penting dan strategis dari perspektif kewilayah NKRI. Dimana dari 111 pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, salah satunya adalah Pulau Yiew yang termasuk dalam cakupan area ekspedisi Jala Citra I ‘Aurora” TNI AL.
Diharapkan, hasil pengolahan data yang diperoleh dari hasil survei hidro–oseanografi di pulau tersebut melalui ekspedisi “Aurora”, dapat digunakan dalam mendukung kebutuhan acuan dalam aspek teknis bagi delegasi Pemerintah Indonesia pada perundingan batas maritim RI dengan negara tetangga Palau.
Nama Pulau Yiew pertama kali disebut sebagai nama "Iaw" yang berarti pulau burung karena terdapat burung emas yang disebut "Iaw" oleh masyarakat setempat. Secara umum kondisi iklim di perairan Pulau Yiew lebih di dominasi iklim laut tropis dan iklim musiman, yaitu; iklim Halmahera tengah dan Barat. Musim Utara terjadi pada oktober sampai Maret, diselingi angin barat dan pancaroba pada April.
Dari aspek keselamatan navigasi dan pelayaran, pulau ini cukup penting karena disini didirikan sarana bantu navigasi dan pelayaran berupa bangunan menara suar jenis bangunan Latis, warna Putih, kondisi nyala, Posisi 0°43’35.22” Lintang Utara, 129°8'17.18” Bujur Timur.
Tim peneliti mengukur keberadaan pulau terluar yang berbatasan dengan negara sahabat |
Kehadiran peneliti ekspedisi “Aurora” di pulau tersebut juga dapat sekaligus melakukan verifikasi status serta koordinat posisi suar tersebut untuk dicantumkan pada pembaruan data Sarana Bantu dan Navigasi Pelayaran pada Peta Laut Indonesia serta Buku Daftar Suar yang diterbitkan Pushidrosal.
Kedatangan peneliti ekspedisi di Pulau Yiew bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, 17 Agustus, juga mempertebal semangat serta motivasinyai dalam eksplorasi riset yang hasilnya dapat menjadi bagian dari kontribusi terhadap tegak dan utuhnya wilayah NKRI serta terwujudnya cita cita Indonesia sebagai poros maritim dunia (ma).