"Saya harapkan pekerja migran Indonesia yang ingin mulai usaha untuk tetap semangat. Mari kita bangkit, bangun usaha agar kita menjadi pengusaha yang
Srikandi pekerja migran Indonesia miliki banyak peluang untuk berkarya |
Sandiaga mendorong Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk tidak takut membuka peluang usaha. Bertransformasi dari seorang pencari lapangan kerja menjadi pencipta lapangan kerja, terlebih di pandemi saat ini yang banyak membuka peluang usaha baru melalui digitalisasi. Peluang tersebut dapat diciptakan baik bagi mereka yang masih menjadi PMI di luar negeri ataupun PMI Purna yang telah kembali ke tanah air. .
Turut hadir dalam webinar, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, Konsulat Jenderal RI untuk Hong Kong Ricky Suhendar. Sandiaga juga berbagi kiat untuk memulai usaha. Yakni dapat dimulai dari hal-hal yang memang disukai. Jika memang hobi makan, bisa mencoba bisnis kuliner. Suka menjahit, dapat menjajaki peluang usaha di bidang fesyen.
Dikatakan Menparekraf, terdapat 17 subsektor dalam ekonomi kreatif yang dapat dijajaki para pekerja migran Indonesia. "Di awal mungkin akan sulit, tapi percayalah kegagalan adalah anak tangga menuju sukses. Kuncinya adalah percaya diri dan memiliki etos kerja yang baik. Yakni kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntas. Seorang pengusaha yang sukses adalah mereka yang bekerja keras," ajak Sandiaga.
Dari 17 subsektor ekonomi kreatif, sektor fesyen, kriya, dan kuliner menjadi tiga teratas. Sektor fesyen misalnya, menyumbangkan Rp200,20 triliun atau 17,64 persen terhadap PDB nasional di tahun 2020. Sementara kriya menyumbangkan Rp166,13 triliun atau sekitar 14,64 persen atas keseluruhan PDB nasional di tahun 2020. Sedangkan kuliner menyumbang Rp455,44 triliun atau sebesar 40,13 persen atas keseluruhan PDB nasional di 2020.
Kemenparekraf bersama Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) sebelumnya telah menandatangani Nota Kesepahaman dalam rangka Pengembangan Potensi Parekraf PMI dan Keluarganya. Kemenparekraf akan memberikan pendampingan dan pelatihan bagi para PMI Purna dalam memproduksi produk-produk ekonomi kreatif.
Digitalisasi adalah salah satu upaya tepat untuk PMI berkreasi |
Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati mengatakan, pihaknya selama ini turut memiliki program meningkatkan kapasitas pekerja migran Indonesia khususnya para PMI di Hong Kong. Diantaranya program peningkatan kapasitas untuk berwirausaha, pelatihan keuangan, juga akses modal.
Hong Kong sendiri merupakan salah satu negara yang banyak menyerap pekerja migran Indonesia. Pada tahun 2019 remitansi PMI di Hong Kong mencapai 2,5 miliar dolar AS atau sebesar Rp36 triliun. Hong Kong merupakan negara dengan tingkat penerimaan PMI keempat terbesar setiap bulannya. Yakni sekitar 4.000 orang perbulan.
"Kami ingin ikut mendorong PMI sebagai motor penggerak atau agent of change yang dapat memanfaatkan peluang dengan membuka peluang usaha. Meningkatkan kapasitas dan taraf hidup keluarga. Bersama Konjen RI di Hong Kong kami memberikan peningkatan kapasitas dan edukasi keuangan sebagai bekal mereka ketika kembali ke tanah air juga akses modal usaha," papar Adi Sulistyowati (dh/vh).