Bima/NTB (IndonesiaMandiri) – "Saya menyaksikan langsung dan kita mendukung kegiatan pacuan kuda yang merupakan tradisi masyarakat Bima dan sekitarnya
Penunggang kuda di lomba ini adalah anak usia enam hingga Sembilan tahun |
Salah satu yang didatangi Sandiaga adalah meninjau event Pacuan Kuda yang merupakan salah satu tradisi dan budaya di wilayah itu. Didampingi Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan Bupati Bima Indah Dhamayanti Putri, Sandiaga menikmati beberapa lomba balap kuda di Arena Pacuan Kuda Desa Panda, Kecamatan Palibelo.
"Saya menyaksikan langsung dan kita mendukung kegiatan pacuan kuda yang merupakan tradisi masyarakat Bima dan sekitarnya yang selama ini menjadi event daerah agar bisa menjadi event skala nasional," jelas Sandiaga.
Selain itu, Menparekraf juga menerima masukan dari Pemerintah daerah untuk mendukung revitalisasi sarana dan fasilitas arena pacuan kuda. Sehingga layak dinikmati oleh masyarakat dan menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang datang ke Bima.
"Kami juga mengajak youtuber Atta Halilintar beserta istri dan stand up comedian Rigen Rakelna untuk bisa mempromosikan kegiatan ini dalam upaya membangkitkan pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya dengan kepatuhan dan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di Bima," terang Menparekraf.
Pacuan kuda (pacoa jara) sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Event ini disaksikan ratusan bahkan ribuan penonton yang datang dari berbagai pelosok desa. Kuda yang mengikuti lomba adalah kuda asal Bima dengan joki cilik berusia 6 hingga 9 tahun. Mereka berpacu tanpa menggunakan pelana.
Kemenparekraf akan tingkatkan kualitas event lomba agar bisa berskala nasional |
Sementara Bupati Bima menjelaskan, tradisi pacuan kuda sangat terkenal. Kehadiran Menparekraf diharapkan menjadi dukungan bagi olahraga, tradisi, dan budaya pacuan kuda di Kabupaten Bima dan Pulau Sumbawa secara umum (dh/ad).