“Jadi, kita sudah diskusikan dengan melibatkan Menteri Kesehatan dan dalam diskusi tersebut kami ditugaskan di rapat internal bersama Presiden untuk m
Pariwisata di Bali mulai bergerak, seiring dengan penerapan prokes yang baik |
Menparekraf menuturkan, Provinsi Bali akan menjadi pilot project dalam melakukan wisata berbasis vaksin atau vaccine based tourism. Hal ini sebagai upaya Pemerintah meningkatkan perekonomian Bali yang kena kontraksi mendalam akibat pandemi COVID-19. Tercatat di kuartal keempat 2020, Bali minus 12,21 persen. Sementara pada kuartal kedua tahun 2021, kemungkinan Bali minus 6 – 8 persen.
“Kita ingin mendorong lebih banyak vaksinasi bisa terdistribusi secara massif. Oleh karena itu, kita hadirkan program wisata berbasis vaksin. Dan Bali terpilih, karena saat ini Bali sangat membutuhkan wisatawan, karena kontraksi ekonomi yang sangat mendalam, tapi tidak menutup kemungkinan destinasi-destinasi lainnya juga akan diberlakukan program tersebut,” lanjutnya.
Nantinya pemberian vaksin dalam paket ini diprioritaskan untuk wisatawan nusantara (wisnus), sedangkan bagi wisatawan mancanegara (wisman) akan bekerja sama dengan asosiasi yang dikemas dalam bingkai vaksin mandiri sehingga tak akan mengambil porsi vaksin gratis untuk warga Indonesia. Namun hal tersebut terus difinalisasi yang nantinya akan diluncurkan bersama Gubernur Provinsi Bali.
Di samping itu, berkenaan dengan pembukaan pariwisata Bali juga masih dalam tahap finalisasi. Tentunya penyiapan tersebut tergantung pada situasi pandemi COVID-19 di dalam maupun di luar negeri. Menparekraf menyebutkan, jika nantinya kondisi tidak memungkinkan, maka akan ditinjau kembali.
“Persiapan corridornya sudah berada di level 90 persen. Sedangkan, untuk penyiapan charter flight sebagai uji coba juga sudah memperlihatkan kemajuan yang signifikan, namun pencet tombolnya ini tergantung dari situasi COVID terkini. Jadi, kita memutuskan bahwa jika situasinya melandai baru kita akan finalkan dan jika belum melandai tentunya kita akan sesuaikan,” jelas Sandiaga.
Kemudian, terkait dengan pembukaan pariwisata di Batam dan Bintan dalam lingkup travel corridor arrangement, akan tergantung dari monev, yaitu monitoring dan evaluasi setiap minggu. Selain itu, Kemenparekraf juga koordinasi dan visitasi untuk melihat secara langsung kesiapannya, serta kebijakan Singapura sebagai negara yang menjadi target pasar. Karena faktor kesiapan bukan hanya dari pihak Indonesia (Batam dan Bintan), tapi juga Singapura.
Syarat utama yang menjadi pra-kondisi adalah situasi pandemi di daerah harus terkendali mengacu pada standar WHO. Untuk saat ini, kawasan pariwisata Lagoi lebih fleksible untuk menjadi skala prioritas karena situasi pandemi yang terkendali dan memiliki grand design management visitor yang baik dan sedang di jajaki proof of concept dengan Singapura.
Untuk kebijakan work from destination, tentu menyesuaikan kepada bingkai PPKM skala mikro. Apabila daerah tujuan work from destination ini termasuk zona kuning, maka diperbolehkan, namun jika zona merah tentunya disarankan untuk dihindari.