Pusat Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Pussenarhanud-Kodiklatad) gelar latihan me
Latihan menembak dilakukan siang dan malam hari untuk menguji profesionalisme prajurit Arhanud |
Turut hadir pada latihan ini Danpussenif Kodiklatad, Wadankodiklatad, Ir Kodiklatad, Pangdam V/Brawijaya, Kasdam III/Siliwangi, Kasdivif 1/K, para Dir Kodiklatad, Pejabat Teras Pussenarhanud serta Forkompimda Lumajang serta para tamu undangan.
Latihan yang dipimpin langsung Komandan Pusat Kesenjataan Arhanud Kodiklatad Mayjen TNI Nisan Setiadi, bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme Prajurit Arhanud dalam mengawaki alat utama sistem senjata (alutsista) serta melatih kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman udara saat ini.
Latihan disimulasikan dalam suatu skenario pertempuran, baik pada siang maupun malam hari untuk memberikan gambaran kepada prajurit sesuai dengan tugas pokok Arhanud sebagai pengawal udara NKRI.
Komandan Kodiklatad TNI AD Letjen TNI AM Putranto, memberi apresiasi serta kebanggaannya terhadap pelaksanaan latihan. “Latihan menembak senjata berat terintegrasi kali ini hasilnya sudah jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Sekarang kelebihannya adalah diintegrasikan dengan Kohanudnas TNI AU. Pertahanan udara adalah hal yang paling penting di Indonesia,” pujinya.
“Kita sudah punya radar dengan kemampuan jangkauan 250 km yang merupakan inisasi atau pengadaan yang digagas dari Bapak Kasad sekarang. Secara bertahap akan terus ditingkatkan kemampuan dan daya jangkauannya untuk mendukung tugas pokok TNI AD,” terang Letjen TNI AM. Putranto.
Direktur Pembinaan Latihan Pussenarhanud Kolonel Arh Blasius Popylus selaku Komandan Latihan menambahkan, latihan ini mengerahkan rudal-rudal canggih dan berbagai jenis meriam yang dimiliki satuan Arhanud TNI AD di seluruh Indonesia saat ini. “Rudal-rudal itu diantaranya Rudal Mistral (Atlas dan MPCV), Starstreak jenis Lightweight Multiple Launcher (LML) dan Multi Mission System (MMS). Selain itu juga beberapa meriam Arhanud seperti kaliber 20 mm Rheinmetal, 23 mm/Zur, 40 mm/L70 dan 57 mm,” paparnya.
Dalam latihan ini, terlihat fungsi Arhanud berintegrasi dengan TNI AU, khususnya Komando Pertahanan Udara Nasional, berupa penggelaran CMOV (Central Monitoring and Observation Vehicle) serta pengerahan 2 pesawat tempur jenis Super Tocano. Keberadaan serta manuver dua pesawat tersebut mampu ditangkap oleh Radar CM 200 (Shikra) dan Radar MCP.
Pesawat udara musuh disimulasikan dengan menggunakan sasaran target drone berupa banshee maupun aeromodelling elektrik. Kemunculan ancaman udara tersebut akan ditindaklanjuti dengan prosedur pengendalian operasi Arhanud, yaitu pencarian (detection), pengenalan (identification), penjejakan (tracking), penghancuran (destruction).
Selanjutnya Satuan Tembak Arhanud yang menerima perintah melakukan penembakan menggunakan Meriam maupun Rudal untuk menghancurkan sasaran sampai hancur berkeping-keping. Disela latihan, ada kegiatan bhakti sosial berupa pemberian bantuan dana untuk pembangunan Masjid Baitul Kamal di Desa Pronojiwo, pemberian sembako kepada masyarakat sekitar, bantuan keramik untuk masjid setempat, kantor desa, sekolah dan pondok pesantren (bp).