Jakarta (IndonesiaMandiri) – “Saya senang pihak swasta sudah mulai menggunakan teknologi IPAL (instalasi pengolahan air limbah) yang ramah lingkungan.
Penggunaan IPAL yang ramah lingkungan akan menyasar ke lingkungan padat penduduk |
Saat mengunjungi lokasi IPAL di Kawasan Industri PT Suryacipta, Karawang, Rahman berharap, dengan ikutnya swasta memanfaatkan teknologi ini, bisa mendorong penggunaan metode serupa di sektor publik, mengingat implementasinya dapat mendukung infrastruktur air baku dan pengaman pantai Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN).
Direktur Irigasi dan Pengairan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Abdul Malik Sadat yang mendampingi Rahman mengungkapkan, selama ini kendala yang biasa dihadapi pemerintah mencakup hal-hal birokrasi maupun diskresi agar implementasi dapat dilakukan secara cepat. “Teknologi ini akan lebih baik bila dapat dibuatkan modul kecil sehingga nantinya IPAL komunal dapat mudah digunakan di suatu kompleks perumahan warga,” sebutnya .
Hadirnya IPAL yang ramah lingkungan dapat mendukung program Citarum Harum, melibatkan pengolahan terhadap air limbah rumah tangga sebelum masuk ke aliran sungai. Sementara Senior Director Sales ASEAN Organica Water, Suresh Muthusamy menceritakan soal teknologi perusahaannya yang dipergunakan pada IPAL di kawasan industri PT Suryacipta.
“Teknologi yang dimiliki oleh Organica Water berbeda dengan teknologi konvensional yang biasa digunakan pada IPAL,” ucapnya. Ia menjelaskan, teknologi FCR (food chain reactor) mengonsumsi energi lebih sedikit sehingga meninggalkan jejak karbon lebih kecil, mengurangi pemakaian lahan karena dapat dibangun secara vertikal, mengurangi biaya pembangunan infrastruktur dan dapat menjaga nilai lahan karena IPAL dengan teknologi FCR tidak menimbulkan bau dari lokasi pengolahan limbah.
Teknologi IPAL oleh PT Suryacipta bersifat ramah lingkungan, yakni dengan FCR memanfaatkan media akar tanaman dan biomedia sebagai tempat tumbuh mikroorganisme yang akan memakan nutrisi berlebih dari dalam air limbah. “Pada tahun 2021, PT Suryacipta meraih peringkat tertinggi pada penilain Eco-Industrial Park (EIP) atau Kawasan Industri Ramah Lingkungan yang dilakukan oleh United Nation Industrial Development Organization (UNIDO),” kisah Managing Director Kawasan Industri Suryacipta Karawang, Ari.
Teknologi FCR mengombinasikan antara biomodul yang dibuat dari serat polipropilen dengan tumbuhan yang berakar serabut. Biomodul berfungsi sebagai permukaan tempat tumbuhnya mikroorganisme yang akan memakan nutrisi berlebih (pengotor) di dalam air limbah dan juga sebagai pemasok oksigen ke dalam tangki IPAL agar menjaga lokasi tetap aerob. Pemasangan tumbuhan berakar serabut membuat akar tumbuhan dapat berfungsi sebagai media tempat melekat dan tumbuhnya mikroorganisme. Selain itu, hasil metabolisme mikroorganisme ini juga bisa dimanfaatkan sebagai nutrisi bagi tumbuhan itu sendiri.
Selain IPAL PT Suryacipta, hingga saat ini teknologi milik Organica Water sudah dimanfaatkan di beberapa IPAL, seperti di Kawasan Industri Bekasi Fajar, Kawasan Industri BASF, Kawasan Industri Jababeka, dan IPAL Kota Batam.
Rahman berharap, di masa mendatang dapat dilakukan akselerasi penerapan teknologi sejenis, khususnya membangun IPAL komunal bagi masyarakat di lokasi pemukiman padat. Sebagai informasi, kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan sebelumnya ke rencana lokasi pembangunan Waduk Lepas Pantai (WLP) di Muara Sungai Cisadane (24/5).
WLP merupakan infrastruktur yang akan didirikan sebagai bagian rencana PTPIN. Selain berfungsi sebagai pengaman pantai dan pengendali banjir-rob, nantinya WLP juga digadang memenuhi ketersediaan air baku kawasan ibukota Jakarta dan sekitarnya (ma).