Jakarta (IndonesiaMandiri) – “Dalam hal ini saya ingin membahas orientasi pembangunan pelabuhan di mana selama ini kita lakukan adalah ‘by design’ ses
Basilo menambahkan, “pembangunan pelabuhan di Indonesia bukan hanya berdasarkan kemauan kita menempatkan pelabuhan di mana sesuka hati kita saja atau ‘by design’. Tapi harus memperhatikan kepentingan pasar atau ‘by market needs’.” Hal itu diungkapkannya saat menghadiri penandatanganan Perjanjian Kerjasama Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS) dengan PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) anak Perusahaan PT. Krakatau Steel, di Gedung Krakatau Steel, Jakarta (27/5).
Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terdapat 40% potensi barang perdagangan dunia senilai USD 15 triliun per tahun yang melewati perairan Indonesia. Namun, Basilo menilai potensi pasar ini belum bisa dimanfaatkan di pelabuhan-pelabuhan kita.
“Kita sama-sama tahu bahwa kita punya Selat Malaka dilalui lebih dari 120.000 per tahun, Selat Sunda dilewati lebih 56.000 kapal per tahun dan Selat Lombok lebih 36.000 kapal per tahun. Kita juga memiliki tiga alur laut kepulauan Indonesia yaitu ALKI I, ALKI II dan ALKI III. Alur pelayaran ini suatu kemewahan yang dimiliki Indonesia. Namun jika kita bangun pelabuhan berdasarkan konsep by design semau kita tanpa memperhatikan kebutuhan market, maka kita tidak akan bisa memetik hasil apa-apa,” jelasnya.
“Potensi barang perdagangan dunia yang melewati Indonesia sangat besar, tapi kita belum bisa mengakses potensi itu. Potensi pasar yang hilang di Selat Malaka senilai lebih dari USD 173 milyar. Untuk itu, dengan kolaborasi dengan berbagai pihak dan salah satunya penandatanganan perjanjian ini, saya berharap kita bisa mempercepat dan memaksimakan persiapan pembangunan pelabuhan demi menjaga kedaulatan, sekaligus memaksimalkan potensi ekomomi yang dapat kita raih,” paparnya.
Sementara Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain mengungkapkan, "melalui kerja sama ini, besar harapan kami agar Pelabuhan Bebas Sabang ini dapat mendongkrak perekonomian khususnya di Sabang dan semoga kita bisa bekerja sama dengan baik.” Dan Direktur Utama PT KBS Akbar Djohan menyebut, perjanjian ini menjadi langkah strategik untuk terciptanya konektivitas pelabuhan curah di Indonesia serta bersama mempersiapkan Indonesia menjadi poros maritim dunia.
“Juga harapan kita bagaimana dukungan Kemenko Marves untuk bisa kami diberi kesempatan membuktikan bahwa kemampuan port di KBS maupun BPKS ini bisa segera mewujudkan poros maritim dunia di mana dari situ berangkat global supply chain bisa terealisasikan, untuk bisa memberikan nilai tambah ekonomi baik langsung maupun tidak langsung,” ungkapnya (ma).