Jakarta (IndonesiaMandiri) – “Melalui Apresiasi Kreasi Indonesia/AKI 2021 diharapkan mampu memberi kesempatan bagi masyarakat untuk bisa mengangkat ke
AKI 2021 perpaduan mengangkat potensi parekraf dan produk seni |
AKI merupakan program Kemenparekraf/Baparekraf yang memberikan pendampingan kepada pelaku ekonomi kreatif/ekraf di subsektor kuliner, kriya, fesyen, musik, film, animasi, aplikasi dan permainan di 20 kota/kabupaten di Indonesia, melalui peningkatan kapasitas tentang ekosistem ekraf serta pameran. Pelatihan kewirausahaan dan mentoring nantinya meliputi materi bisnis model, hak kekayaan intelektual, digital promotion, perencanaan keuangan dan investasi, serta kreativitas.
Presiden Jokowi pernah menyampaikan tentang ekraf diharapkan dapat menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia masa depan. Ini mengingat potensi ekraf sebagai salah satu alternatif sumber ekonomi baru untuk meningkatkan PDB (produk domestik bruto) dan peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya di era industri 4.0.
Saat Launching AKI 2021, turut hadir Wakil Menteri Parekraf/Wakil Kepala Baparekraf Angela Tanoesoedibjo, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam, Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Regulasi Ari Juliano Gema, serta beberapa perwakilan dari pelaku ekraf Tanah Air seperti Magdalena Fridawati, Lola Amaria, Keanu AGL, Ivan Nestorman dan Perwakilan Asosiasi di Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif lainnya.
Menparekraf Sandiaga ajak pelaku parekraf bangkit pasca pandemi |
“Nantinya acara akan dikemas dalam talkshow kreatif dan workshop dimana peserta dapat hadir secara luring dan daring melalui platform digital, festival film, music live performance dan acara puncaknya yaitu Pekan Apresiasi Kreasi Indonesia 2021 yang akan dilaksanakan pada bulan Desember 2021,” ujar Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam.
Sutradara sekaligus aktris, Lola Amaria menilai potensi yang tinggi dari sektor parekraf Indonesia. Ia menceritakan, pada 2016 pernah membuat film di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur dengan judul “Labuan Hati” yang mampu mengangkat keindahan wisata yang terkenal dengan Taman Nasional Komodo tersebut.
“Pariwisata, film dan ekonomi kreatif itu adalah tiga hal yang sangat berkaitan. Film 'Labuan Hati' tersebut saya bawa ke beberapa negara di Eropa sekaligus untuk mempromosikan pariwisata di Indonesia, agar tidak hanya Bali saja yang terkenal di sana. Saya belajar dari film-film Amerika yang selalu mencantumkan nama kotanya sebagai salah satu upaya promosi seperti ‘Leaving Las Vegas’, ‘New York, I Love You’. Saya harap dengan mencantumkan nama kota di Indonesia juga sebagai upaya promosi wisata di Tanah Air,” kisah Lola (ma/sg).