Ubud/Bali (IndonesiaMandiri) – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf Sandiaga Sal
Desa Adat Mas di Ubud sudah dikenal hingga ke mancanegara |
Selain melihat langsung potensi desa yang dikenal sebagai daerah pemahat tertua yang sudah ada sejak 1930 dan terkenal di pasar Eropa, Sandiaga mengungkapkan kedatangannya sekaligus sosialisasi ajang ADWI 2021, sebagai salah satu program unggulan Kemenparekraf/Baparekraf untuk membangkitkan kembali sektor parekraf Tanah Air yang terdampak pandemi COVID-19.
"Anugerah desa wisata ini adalah bentuk keberpihakan. Bentuk ekonomi yang berkeadilan membantu saudara-saudara kita yang betul-betul membutuhkan. Yaitu para pelaku wisata dan ekonomi kreatif, khususnya yang ada di desa-desa wisata," ucap Menparekraf.
Program ini diharapkan mampu mewujudkan visi “Indonesia sebagai Negara Tujuan Pariwisata Berkelas Dunia, Berdaya Saing, Berkelanjutan dan Mampu Mendorong Pembangunan Daerah dan Kesejahteraan Rakyat”.
Sandiaga menjelaskan ada tujuh kategori penilaian dalam ajang penghargaan ini. Yaitu penerapan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental sustainability) desa digital; suvenir (kuliner, fesyen, kriya); daya tarik wisata (alam, budaya, buatan); konten kreatif; homestay dan toilet.
Melalui kategori-kategori tersebut, diharapkan mampu mendorong berkembangnya desa wisata menjadi wisata berkelanjutan dan sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas yang dapat diikuti oleh semua desa di Indonesia. Ajang ini sekaligus mengangkat potensi kearifan lokal nusantara yang sangat besar.
ADWI 2021 beri kesempatan semua desa wisata untuk tampilkan keunggulannya |
Pemilik Siadja Gallery yang juga warga Desa Adat Mas,Gede Siadja menambahkan, desanya memang dikenal memiliki produk kreatif kriya pahatan kayu yang menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. "Jadi kami bisa memaksimalkan kayu. Bahkan limbah kayu yang tergeletak di sungai misalnya menjadi sebuah fine arts," papar Gede (ma/js).