Puluhan ikan paus pilot sirip pendek (short finned pilot whale) atau Globicephala macrorhynchus terdampar di Pantai Sisi Selatan Pulau Madura, tepatny
Masyarakat sekitar Pantai Sisi Selatan Madura ikut bantu evakuasi Paus Pilot |
Evakuasi dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam/BBKSDA Jawa Timur, setelah berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti BPSPL, PSDKP, Dinas Kelautan, Dinas PU Provinsi Jawa Timur (Jatim), Polairud, Kepolisian setempat, TNI, Kepala Desa, dan Camat. Tim penanganan terdamparnya paus ini juga melibatkan FKH Unair.
"Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) Balai Besar KSDA Jawa Timur pada hari Jum’at pagi, ketika air surut baru terlihat puluhan ekor sudah terdampar di pantai," ucap Kepala Bidang KSDA Wil. II BBKSDA Jatim RM. Wiwied Widodo.
Menangani terdamparnya paus, dibagi beberapa tim evakuasi terdiri dari regu pengamanan lokasi oleh TNI dan Polri, postmortem 2 orang dokter hewan, 5 asisten dan 1 orang dari BBKSDA Jatim, regu Antemortem 1 orang dokter hewan, 1 asisten dan 2 orang dari BBKSDA Jatim serta penguburan dikoordinir Kepala Desa setempat.
Ikan paus pilot merupakan jenis mamalia laut yang dilindungi undang-undang dan termasuk dalam daftar satwa berdasarkan Permen LHK No. P.106/MENLHK/SETJENKUM.1/12/
"Paus-pilot sirip-pendek dapat ditemukan di perairan beriklim hangat dan perairan tropis di berbagai penjuru dunia. Umumnya, mereka hidup jauh dari pantai," papar Wiwied. Kegiatan nekropsi belum dapat dilakukan, dengan pertimbangan agar paus yang hidup dan telah kembali ke laut lepas, tidak kembali lagi akibat adanya pancaran sonar dari paus yang dilakukan nekropsi.
"Pengambilan sonar pada kepala paus untuk mengetahui kondisi sonar apakah dalam keadaan normal, atau terdapat penyakit yang menyebabkan gangguan terhadap sonar," tambahnya. Sonar adalah sistem komunikasi dengan suara yang dibuat oleh paus yang berguna sebagai petunjuk arah saat mencari makan/makan.
Nama paus pilot sendiri berasal dari kepercayaan tentang pemimpin kelompok (pod leader), berperan sebagai "pilot" dari satwa tersebut. Lainnya akan mengikuti kemana pemimpinnya pergi, meskipun keputusan tersebut dapat membahayakan paus pengikut.
Penyebab terdamparnya puluhan ikan paus di Madura ini, berdasarkan analisa tim dokter hewan dapat disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, kerusakan sonar pada pemimpin kelompok koloni. Hal ini akan diketahui dari hasil nekropsi paus yang diperkirakan sebagai pemimpin koloni. Juga, pengaruh arus besar sehingga menyebabkan paus terbawa ke pantai. Selain itu, adanya jenis plankton bersifat racun dan memabukkan paus. Ada kemungkinan paus mengejar mangsa dan memakan ikan yang memakan plankton beracun, jadi keracunan dan terjebak saat air surut dan sulit kembali ke laut lepas.