Jakarta (IndonesiaMandiri) – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) yang merupakan Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19
Diperlukan big data terintegrasi soal penanganan Covid-19 agar tersampaikan dengan baik |
Dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksoso, ahli kesehatan dan epidemiolog yang berlangsung secara virtual (4/2), Luhut menyebut masih ada hampir 2 juta data atau mungkin lebih data yang belum dimasukkan.
Juru Bicara Menko Marves Jodi Mahardi menjelaskan, 2 juta data tersebut bukan data kasus positif yang ditutupi. Namun justru kasus-kasus negatif yang belum terlaporkan. Hal ini disebabkan karena selama ini banyak laboratorium yang cenderung lebih dahulu melaporkan kasus positif agar segera mendapat penanganan, sehingga data kasus negatif tertunda untuk dilaporkan.
“Sebenarnya bukan 2 juta kasus positif yang belum masuk. Tetapi, ada banyak hasil tes negatif yang tertunda untuk dilaporkan oleh laboratorium. Karena jumlah tes yang besar dan tenaga entry terbatas, laboratorium cenderung lebih dahulu melaporkan hasil positif agar bisa segera ditindaklanjuti,” terang Jodi (6/2).
Menurut Jodi, beberapa pihak mungkin salah menangkap maksud dari apa yang disampaikan Luhut dalam pertemuan virtual dengan epidemiolog. Yang dimaksud Luhut akan berpengaruh pada positivity rate adalah 2 juta data tersebut justru akan membuat angka positivity rate menurun, bukan meningkat.
“Jadi ketika data tersebut nanti sudah terintegrasi dan dimasukkan, angka positivity rate juga akan turun karena memang banyak data kasus negatif yang tertunda untuk dilaporkan sebelumnya. Jadi artinya bukan ada kasus positif yang ditutupi dan yang ditakutkan terjadi lonjakan rasa-rasanya tidak akan terjadi,” papar Jodi.
Integrasi data masih menjadi masalah dalam penanganan Covid-19. Sejak awal Luhut fokus pada integrasi sistem manajemen yang baik, sehingga data terhimpun secarafaktual dan nyata. Sehingga, Luhut terus mendorong perwujudan big data yang menampung dan mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan, seperti rekam medis elektronik, BPJS Kesehatan, vaksin, dan lain sebagainya.
“Memang ini menjadi pekerjaan rumah bersama. Tapi Menko Luhut melihat pandemi ini sebagai momentum yang tepat bagi pemerintah untuk memperbaiki sistem database kita, bukan hanya di bidang kesehatan, tapi lainnya juga. Supaya ke depan kita bisa punya sistem manajemen data yang baik,” ungkap Jodi (ma).