Bali (IndonesiaMandiri) – Peningkatan populasi burung curik bali di habitat alami kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) tidak terlepas dari dukunga
Penangkar dan BKSDA Jateng sumbang Burung Curik Bali ke TNBB |
Penangkar Burung Curik Bali di Jawa Tengah (Jateng) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng kembali melakukan restocking di TNBB. Penyerahan burung secara seremonial di Aula Kantor Balai TNBB, dihadiri Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH), Drh. Indra Exploitasia (3/12).
Indra menyampaikan, strategi ex-situ link to in-situ merupakan bagian dari upaya peningkatan populasi di alam. Upaya konservasi ini bertujuan memulihkan populasi satwa-satwa prioritas yang terancam punah.
“Strategi ini memerlukan proses panjang yang dimulai dari keberhasilan menangkarkan burung dan kesediaan untuk menyerahkan 10 persen dari hasil penangkaran sebagai bagian dari restocking," terang Indra.
Kepala Balai TNBB, Agus Ngurah Krisna memuji dan terima kasih kepada BKSDA dan Mitra Penangkar yang mendukung upaya pelesatrian Burung Curik Bali di alam.
Menurut Agus, dalam beberapa tahun terakhir, populasi di alam menunjukkan peningkatan signifikan dan di 2020 merupakan jumlah tertinggi berdasarkan catatan populasi mulai dari 1974.
"Berdasarkan hasil monitoring terakhir November 2020, jumlah Burung
Curik Bali 341 ekor, meningkat dari populasi sebelumnya 2019 sebanyak 256 ekor dan baseline data 2015 sejumlah 57 ekor. Restocking akan menjadi fresh blood yang membantu menjaga kualitas genetik burung curik bali," urai Agus.
Kepala Sub Bagian TU BKSDA Jateng, Ilmi Budi Martani memaparkan, di Jateng ada 366 unit penangkar burung, dengan 268 diantaranya penangkar Burung Curik
Bali.
Selain memberikan kontribusi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), usaha penangkaran mampu menyerap kurang lebih 700 tenaga kerja di luar pihak lain yang terlibat, seperti penjual pakan, kandang dan usaha lainnya (ma).