Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Selama masa pandemi, sampah plastik pada masyarakat terus meningkat, salah satunya akibat peningkatan belanja online ya
Di masa pandemi peningkatan sampah rumah tangga dan medis meningkat drastis |
Khususnya sampah kemasan plastik serta sampah medis. Apabila tak ditangani secara tepat, maka akan menimbulkan polemik baru dalam lingkungan. Untuk itu, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Marves mengadakan webinar (10/12) tentang Pilah Sampah Dari Rumah Pada Saat Pandemi, guna memberikan edukasi dan mendorong perubahan perilaku pada masyarakat di bidang lingkungan.
Gerakan nasional pilah sampah dari rumah merupakan upaya pengurangan sampah dan mendukung peningkatan perbaikan tata kelola sampah nasional. Diharapkan ada peningkatan agar kita bisa menggunakan ulang, mengurangi, dan mendaur ulang sampah tidak bernilai menjadi bermanfaat.
Sampah medis juga turut meningkat hingga 30-50%. Nani menjelaskan, sampah medis tidak boleh dicampur dengan sampah lain karena dapat menimbulkan resiko bahaya virus dan kuman yang menempel, sehingga perlu pemilahan dari sampah limbah medis yang dilakukan mulai dari rumah untuk kemudian akan dimusnahkah. Nani juga menyarankan untuk merusak atau menggunting sampah medis terlebih dahulu untuk mencegah penyalahgunaan.
"Perubahan perilaku masyarakat untuk bisa lebih peduli sehingga meningkatkan kualitas lingkungan dan menjadikan Indonesia bersih. Dengan upaya ini, kita yakin kontribusi masyarakat akan berarti besar dalam tata kelola sampah dan memberi dampak bahkan untuk generasi mendatang. Semua bisa menjadi agen perubahan untuk menjadi Indonesia bersih," tambah Nani.
Sementara itu, Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenko Marves Ketua Bid. IV Indonesia Bersih (OASE-KIM) Devi Pandjaitan menambahkan, salah satu mengatasi permasalahan sampah medis tersebut adalah dengan menggunakan masker kain untuk kegiatan sehari-hari. “Untuk itu, saya mengusulkan untuk kita mengurangi masker medis, kalau perlu lebih banyak menggunakan masker kain (di rumah) yang bisa kita cuci dan pakai lagi. Kalau kerumunan orang banyak, baru bisa memakai masker medis. Hal ini juga salah satu cara mengurangi beban pembuangan sampah medis ini,” sambung Devi.
“Dan juga kiranya memberi kesadaran bagi kita untuk tidak menambah beban satu satunya bumi yang kita tinggali ini, dan turut menjaganya dengan baik. Selamat mengakhiri tahun 2020 dengan ucapan syukur dan menyambut tahun 2021 dengan semangat dan penuh pengharapan bahwa keadaan dunia dan negeri kita indonesia akan lebih baik lagi,” ungkapnya.
Webinar ini juga turut mengundang narasumber yang aktif bergerak dan peduli di bidang pengelolaan sampah, seperti Fei Febri (CEO Bank Sampah Bersinar), Christine Halim (Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), serta Nadine Chandrawinata (Influencer dan Founder SeaSoldier).
Narasumber tersebut menceritakan berbagai upaya dan gagasan dalam pengelolaan dan pemilahan sampah yang dapat dilakukan oleh masyarakat, seperti menyediakan bank sampah dimana masyarakat dapat menukarkan sampah dengan sembako. Mereka juga menegaskan, pemilahan sampah harus dimulai dari diri sendiri dengan menanamkan pola pikir bahwa memilah sampah merupakan hal yang menyenangkan (dh).
Foto: abri