Karawang/Jabar (IndonesiaMandiri) – Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) sesuai mandat
“Mari kita bersama-sama bangkit dan bekerja sama untuk memulihkan kesehatan masyarakat dan perekonomian kawasan, dan segera melakukan lompatan-lompatan kemajuan untuk kejayaan perekonomian di Kawasan”, ujar Luhut dalam video sambutannya secara virtual pada Millenials Talk: The Rise of Indonesia’s Maritime and Investment, di Karawang, Jawa Barat (10/12).
Sekretaris Kementerian Koordinator Marves Agung Kuswandono menambahkan, “generasi milenial harus memiliki wawasan dan networking yang luas, harus membuka pikiran bahwa Indonesia itu merupakan negara yang sangat besar dengan segala kekayaan sumber daya alamnya.” Oleh karena itu, kegiatan ini sebagai wadah menambah wawasan, pengetahuan dan networking.
Hadir dalam acara ini para narasumber diantaranya Niwa Rahmat (Diplomat), Indra Kusuma Wardhana (Co-founder PT Bugatu Persada), Wafa Taftazani (Co-founder & President Commissioner Modal Rakyat), Ryan Manafe (Komisaris Surya Utama Nuansa), Fei Febri (Direktur Bank Sampah),Yoga Arie (Komisaris PT Aruna Industri Bintan), dan Sujiat Wati ( Agent Of Change Kemenko Marves).
Niwa Rahmat, seorang diplomat muda di Kemenlu berbagai pengalamannya terkait diplomasi maritim dan milenial di kancah internasional. Pada 2009 dirinya yang saat itu masih mahasiswa, sudah dapat kesempatan terlibat dan diundang oleh Pemerintah Jepang karena memiliki sebuah proyek di bidang lingkungan. “Menurut saya di bidang apapun pekerjaan yang kita geluti tidak ada alasan sebagai milenial hanya berdiam diri saja. Di sektor apapun milenial bisa menunjukan dirinya di kancah internasional”, uraiya.
Pemuda lainnya, Fei Febri juga membagi pengalamannya di bidang lingkungan hidup. Febri, lulusan sarjana hukum Universitas Padjajaran, pernah bekerja di perusahaan swasta berpusat di Filipina sebagai General Manager memilih untuk peduli terhadap sampah. Dirinya kini menjabat menjabat sebagai Direktur Bank Sampah.
“Jadi tukang sampah itu bukan karena gagal dimana-mana, tapi ini adalah pilihan saya. Karena menurut saya Indonesia perlu anak-anak muda yang mau memikirkan bagaimana sampah di Indonesia bisa dikelola”, aku Febri, yang mengaku ada peluang dibalik banyaknya sampah di Indonesia.
“Bayangkan saja contohnya di Bandung Raya bisa menghasilkan 7000 ton sampah sehari, jika perkilo harganya seribu rupiah. Berapa milliar yang kita buang tiap harinya,” jelas Fei. Jadi, menurut Fei Indonesia mestinya tak miskin, karena lewat sampah bisa membawa peluang besar untuk Indonesia.
Kegiatan ini dihadiri oleh generasi milenial perwakilan tiap kedeputian di lingkup Kemenko Marves, perwakilan 7 Kementerian/Lembaga di bawah koordinasi Kemenko Marves, perwakilan Universitas, penggiat media sosial dan organisasi kemaritiman lainnya yang ada di kalangan generasi muda (dh).