Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha di
Era digitalisasi bisa dimanfaatkan untuk atasi berbagai masalah di sektor kepariwisataan |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengajak pelaku usaha di sektor parekraf untuk memanfaatkan berbagai platform digital dalam menangani komunikasi krisis kepariwisataan.
Agustini Rahayu, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf dalam acara Training of Trainers bertajuk 'Manajemen Komunikasi Krisis Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk Unsur Pentahelix Parekraf Provinsi Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, serta Biro Komunikasi Kemenparekraf', (10/11), mengatakan era digitalisasi tidak bisa dihindari dalam melakukan komunikasi krisis. Sebab, digitalisasi dapat mempermudah penyampaian pesan ke publik dengan lebih cepat dan aktual.
Dalam memaksimalkan digitalisasi untuk penanganan manajemen krisis, juga diperlukan teknik tertentu. Seperti selalu menganalisis apa yang sedang dibicarakan oleh publik di media sosial, hingga cara menyampaikan pesan yang menarik dan jelas. "Penggunaan caption yang tidak terlalu panjang dan menarik juga akan sangat efektif untuk melakukan komunikasi yang baik," ujar Agustini.
Peneliti Media Digital dan Komunikasi, Detta Rahmawan, menyebut copywriting dalam komunikasi krisis sangat diperlukan. "Kita harus bisa menulis dengan menggunakan tone komunikasi yang tepat, humanis empati, dan menyampaikan harapan. Kita juga bisa memberikan gambaran pesan yang tulus, tidak berlebihan atau dibuat-buat. Jadi bisa menggunakan pesan yang singkat, padat, mudah diingat, dan hindari jargon yang kaku. Penting sekali untuk selalu memperhitungkan reaksi dari khalayak," papar Detta.
Detta juga menjelaskan, untuk memudahkan penyelesaian konteks krisis hingga menentukan strategi komunikasi yang tepat, juga diperlukan penelusuran perbincangan digital, dengan menggunakan aplikasi untuk monitoring media sosial, berita online.
"Ada platform-platform analisis yang bisa membantu kita yang dapat mempelajari perbincangan-perbincangan yang ada di dunia digital. Media sosial bisa kita gunakan untuk strategi komunikasi kita ke depannya, terutama dalam hal krisis. Kenapa? karena dalam krisis komunikasi itu kadang-kadang apa yang menjadi krisis itu bisa dimulai dibicarakan oleh banyak orang luar sana dan kemudian kita bisa menangkap itu," sambung Detta.
Sementara Tenaga Ahli untuk The World Bank, USAID, dan Kemenparekraf, Kunto Adi Wibowo menambahkan, "komunikasi tidak dapat menyelesaikan semua hal, tapi pentingkanlah komunikasi. Walaupun dia bukan menjadi obat segala permasalahan. Dengan komunikasi yang baik kita mendapati strategi komunikasi untuk membantu menyelesaikan permasalahan yang ada” (vh/dh).