Tangerang Selatan (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) mel
Ada tiga buku Proyek Desain diterbitkan Kemenparekraf/Baparekraf |
Tangerang Selatan (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) meluncurkan buku “Proyek Desain: Dasar Pengadaan & Pengelolaan Jasa Desain di Indonesia”, sebagai upaya meningkatkan kompetensi sekaligus memunculkan regenerasi desainer andal di Tanah Air.
Wawan Rusiawan, Direktur Kajian Strategis Kemenparekraf/Baparekraf saat Bincang Ragam Desain Episode 4 bertema “Sosialisasi Dasar Pengadaan dan Pengelolaan Jasa Desain” di Kebun Ide, Tangerang Selatan (13/11) menjelaskan, buku tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat, khususnya bagi anak muda yang sedang belajar tentang desain.
“Buku ini disusun hampir dua tahun dan melibatkan enam asosiasi yakni ADGI (Asosiasi Desainer Grafis Indonesia), AIDIA (Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia), ADPII (Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia), HDII (Himpunan Desainer Interior Indonesia), HDMI (Himpunan Desainer Mebel Indonesia), dan IFC (Indonesia Fashion Chamber),” jelas Wawan.
Turut hadir dalam acara yang digelar secara hybrid tersebut, anggota Dewan ADPII Damang Sarumpaet, Ketua Bidang Sertifikasi HGII Quartanti Djojowijoto, Perwakilan dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) Seno Haryo Wibowo.
Wawan menambahkan, desain merupakan bidang utama ekonomi kreatif yang mencatat pertumbuhan tinggi setiap tahunnya. Desain interior memiliki pertumbuhan 6,1 persen, Desain Produk mencetak angka 8,1 persen, sedangkan Desain Komunikasi Visual berada pada angka 5,9 persen. Angka-angka tersebut melebihi pertumbuhan ekonomi kreatif nasional sendiri yang sebesar 5,06 persen pada 2017.
“Kemenparekraf sangat mendukung asosiasi desain ini untuk terus menggali potensi yang ada, dan kami memiliki kewajiban meningkatkan marwah mereka. Para desainer perlu mendapatkan apresiasi terhadap profesi yang lebih. Ini sangat penting bagi peningkatan daya saing ekonomi kreatif kedepan yang luar biasa. Kami berharap (buku) ini bisa menjadi rujukan dan pedoman bagi semua pemangku kepentingan terkait,” sambung Wawan.
Akan terbit dua buku berikutnya, yaitu Standar Harga Jasa Desain dan Standar Remunerasi Desainer yang rencananya dirilis tahun depan, sehingga dapat memperkuat landasan pengembangan ekosistem desain Indonesia. “Muara akhirnya tentu saja bidang desain dapat meningkatkan kontribusinya bagi Nilai Tambah Bruto/Produk Domestik Bruto Ekonomi Kreatif Indonesia,” jelasnya.
Anggota Dewan ADPII Damang Sarumpaet menambahkan, buku ini membuat desainer tanah air memiliki satu pedomanan atau landasan mengenai kegiatan desain yang sama. “Menghargai desain bukan hanya output-nya saja, ada proses yang harus dijalani. Harapannya outputnya memiliki value dan diterima baik itu oleh klien ataupun audiensnya. Diharapkan dapat memberikan apresiasi yang tinggi kepada desainer dan karyanya serta menjalin komunikasi yang baik dan erat antara desainer dan klien,” urai Damang.
Buku proyek desain sendiri merupakan buku pertama dari tiga seri buku yang tengah disusun dan diterbitkan oleh Kemenparekraf/Baparekraf, dan dapat diunduh secara gratis di situs www.kemenparekraf.go.id (pn/dh).