Papua (IndonesiaMandiri) – Beberapa rentetan aksi teror Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) terus terjadi. Tidak pandang bulu dalam menentuk
TNI tak mau terpancing aksi teror KKSB dalam berbagai serangan brutalnya ke lokasi warga |
Papua (IndonesiaMandiri) – Beberapa rentetan aksi teror Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) terus terjadi. Tidak pandang bulu dalam menentukan sasarannya, mulai tukang ojek, buruh, tenaga medis, pegawai aparat pemerintah daerah, masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI-Polri, termasuk pesawat sipil pun jadi sasaran tembak KKSB.
Sikap brutal KKSB dalam setiap aksi terornya selalu memanfaatkan warga sipil Papua sebagai tameng hidup. Minggu (11/10), sekitar pukul 14.00 WIT, KKSB kembali menyerang pos Koramil persiapan Hitadipa di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya dengan kekuatan kurang lebih 20 orang. Mereka melakukan penembakan membabi buta dari Kampung Balamay dari ketinggian seberang sungai di belakang Koramil Hitadipa.
KKSB menyerang dari tengah kampung masyarakat agar jatuh korban dari warga. Diduga warga kampung tersebut berada dibawah ancaman KKSB untuk menjadi tameng hidup. TNI berusaha menghalau serangan membabi buta KKSB dengan tembakan peringatan agar mereka tidak mendekat dan tidak leluasa untuk membidik ke arah Pos TNI. Kejadian ini berlangsung sampai dengan pukul 15.30 WIT.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III Kolonel Czi IGN Suriastawa menerangkan, tidak ada korban dalam kejadian ini. TNI dalam Pos Pertahannya selalu berusaha menghindarkan korban dari warga sipil. Kapenkogab memperingatkan, siapa pun yang ada dibalik serangan ini, agar menghentikan cara-cara yang tidak berperikemanusiaan dengan memakai warga sipil sebagai tameng hidup.
Menurut Kapenkogab, Koramil persiapan Hitadipa dibangun untuk membantu mengamankan masyarakat dan pembangunan di daerah Kabupaten Intan Jaya. “Bila KKSB terus mengganggu ketertiban dan keamanan di Hitadipa, secara tidak langsung, akan menghambat pembangunan yang sedang berlangsung yang akhirnya berdampak pada terhambatnya kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Papua," jelas Kapen Kogabwilhan III (ma).