Pecatu/Bali (IndonesiaMandiri) – Obyek wisata bernuansa pertanian dan pariwisata ini, baru berdiri sejak dua tahun lalu. Wayan Tana, sang pendiri, kel
Wayan Tana di salah satu tempat merawat tanamannya |
Pecatu/Bali (IndonesiaMandiri) – Obyek wisata bernuansa pertanian dan pariwisata ini, baru berdiri sejak dua tahun lalu. Wayan Tana, sang pendiri, kelahiran 1966, mencoba menyulap daerah tandus bebatuan di kawasan Pecatu, Kabupaten Badung, Bali, untuk menjadi kawasan sangat asri dengan banyak tanaman.
“Malini berasal dari bahasa sansekerta, artinya bunga yang tidak berhenti memberi keharumannya. Malini menjadikan lahan gersang dan tandus di desa pecatu menjadi lahan pertanian dengan pola organik,” ucap Wayan, saat menerima kunjungan awak media dari Jakarta, hasil kerjasama Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bersama Garuda Indodnesia beberapa hari lalu. Di Malini, memang tak ada tempat untuk menginap. Namun, obyek wisata ini sangat memberikan pembelajaran penting bagi siapapun yang datang untuk bersama-sama melestarikan lingkungan.
Disamping kita diajak menikmati berbagai tanaman yang dirawat dengan cara alami organik, pemandangan yang ada di Malini membuat mata kita segar, karena dimanja dengan keindahan perairan Samudera Hindia. “Ini terletak disebelah selatan Pura Luhur Uluwatu dengan panorama tebing laut dan sunset Malini menjadikan pertaniannya sekaligus sebagai objek wisata. Wisatawan dapat menikmati makanan dan minuman yang bersumber dari kebun sendiri,” sambung Wayan yang pernah bekerja sebagai pemandu wisata serta karyawan di Bali Cliff Resort.
Keindahan panorama Malini Agro Park yang berada di bibir Samudera Hindia
Saat pandemi Covid-19 menerpa Bali, obyek wisata ini ikut terkena dampaknya, karena mesti ditutup sementara. Baru September lalu, mulai dibuka kembali. Awak media juga diajak untuk menanam singkong, serta berkeliling di Malini Agro Park, sambil menikmati makanan dan minuman yang berasal dari kebun sendiri.
“Maksud dan tujuan didirikan Malini untuk mengembalikan petani kembali menjadi petani dan menjadikan petani bangga menjadi petani, dengan cara menyatukan sektor pertanian dan pariwisata sebagai sebuah kekuatan,” ulas Wayan. Sehingga, sambung Wayan yang sejak SD sudah bekerja menjadi pembawa papan selancar bagi wisatawan di Uluwatu, “dengan konsep ini diharapkan semua pihak diuntungkan. Petani diuntungkan karena mendapat hasil tambahan dari wisatawan. Wisatawan diuntungkan karena makanan sehat yang sajikan oleh petani. Tanah diuntungkan karena ditanami dan dirawat tanpa kimia sehingga tidak tercemari.”
Nah, bagi siapapun yang berkunjung ke Bali, jangan lupa obyek wisata yang satu ini. Karena kita dapat pembelajaran yang lengkap tentang bagaimana merawat lingkungan yang sehat, sekaligus memberdayakan petani dan pelaku usaha pariwisata (ma).
Foto: abri