Pelalawan/Riau (IndonesiaMandiri) – Tim Gabungan melakukan evakuasi Pesut/lumba-lumba air tawar/Irrawaddy Dolphin (Orcaella brevirostris) di Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau (19/9). Seekor pesut yang dievakuasi berjenis kelamin jantan dengan panjang 2,20 meter dan diperkirakan berusia 30 tahun. Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDA-KLHK) Riau, Suharyono, menyebut, sebelum tindakan evakuasi, Tim gabungan terdiri dari BB KSDA Riau, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) KKP dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network), bersama warga setempat melokalisir area dengan cara memasang penghalang berupa jaring pada dua sisi, yaitu di hulu dan hilir sungai berjarak 50 meter.
Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KSDA-KLHK) Riau, Suharyono, menyebut, sebelum tindakan evakuasi, Tim gabungan terdiri dari BB KSDA Riau, Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) KKP dan JAAN (Jakarta Animal Aid Network), bersama warga setempat melokalisir area dengan cara memasang penghalang berupa jaring pada dua sisi, yaitu di hulu dan hilir sungai berjarak 50 meter.
Tim melakukan pengamatan pergerakan satwa liar Pesut di sungai Desa Tambak dan berpindah ke Desa Segati. Kedua Desa tersebut masih berada pada satu wilayah, Kecamatan Langgam, Pelalawan. Namun, pada Jumat (18/9) Pesut berhasil melewati jaring pembatas dan bergerak ke arah hulu sungai sejauh 3 km.
“Tim kembali melokalisir area untuk memperkecil ruang gerak Pesut agar pergerakannya dapat terpantau dengan lebih baik. Akhirnya, sesuai hasil pengamatan dan observasi, Tim menyatakan kondisi Pesut dalam keadaan stabil dan normal, maka diputuskan dievakuasi keesokan harinya yaitu Sabtu, 19 September 2020,” jelas Suharyono.
Evakuasi Pesut tersebut didukung masyarakat Desa Segati dan Tambak, memakai 8 perahu dan 2 jaring. Kepala Bidang KSDA Wilayah I, Andri Hansen Siregar menceritakan, kronologi evakuasi dimulai dengan melakukan pemasangan perangkap jaring sampai Pesut akhirnya berhasil ditangkap. Lalu, dibawa memakai perahu motor dari Desa Segati ke Desa Tambak dan memodifikasi alat angkut pada bak mobil sebagai media bak berisi air dengan menggunakan terpal plastik.
Setelah Pesut diberikan perlakuan khusus agar tidak stress dalam pengangkutan, Tim membawa ke lokasi pelepasliaran via jalan darat. Setelah tiba di lokasi pelepasliaran di Kelurahan Pelalawan, 30 menit kemudian, didukung oleh pihak Kepolisian Sektor Pelalawan dan masyarakat setempat, Pesut dipindahkan ke perahu untuk dibawa ke lokasi release yaitu di Sungai Kampar.
Menurut Suharyono, proses evakuasi memakan waktu kurang lebih sembilan jam karena memperhatikan banyak faktor, terutama menjaga agar Pesut tidak mengalami stres (ma).