Sragen (IndonesiaMandiri) – Dalam dua hari ini (3-4/8), di Komplek Museum Manusia Purba Sangiran, di Desa Krikilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tampak banyak kegiatan masyarakat membersihkan berbagai sarana yang ada. Kegiatan ini digagas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dengan sebutan Gerakan BISA (bersih, indah, sehat dan aman).
Pelaku usaha parekraf giat bersihkan Museum Sangiran di Sragen-Jateng |
Pemerintah melalui Kemenparekraf dalam upaya membuka dan membenahi destinasi wisata di Indonesia secara bertahap sesuai protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, melakukan berbagai kegiatan guna mengajak masyarakat ikut aktif menyambut era adaptasi kebiasaan baru. Termasuk di Museum Sangiran, yang memiliki potensi daya tarik wisata sejarah bernilai tinggi, baik di Jateng (Sragen), Indonesia maupun dunia hingga diakui UNESCO sejak 1996.
"Kita libatkan pelaku usaha parekraf di Sragen, utamanya di sekitar Museum Sangiran, untuk ikut kegiatan Gerakan BISA (bersih, indah, sehat dan aman) dari Kemenparekraf ini. Kita gotongroyong untuk majukan pariwisata di Sragen, lewat Museum Sangiran," ujar Daryanto, mewakili pegiat wisata di Sragen.
Sragen juga memiliki beberapa lokasi wisata, seperti desa wisata Batik Kliwonan, Pemandian Air Panas Bayanan, pesona alam Gunung Kemukus, dan lain-lain, juga sangat terbantukan dengan kedekatannya ke kota Solo. Banyak wisatawan nusantara (wisnus) dan mancanegara (wisman) yang ke Museum Saringan, mayoritas transit dahulu di Solo, karena ada bandara international, stasiun kereta dan terminal bus berskala besar (antar kota).
"Sebelum ada pandemi, Pemprov Jateng sudah sediakan bis dengan trayek dari Solo ke Sangiran. Tapi terus Ada pandemi, jadi sementara berhenti. Akhir tahun ini akan digelar even olahraga Sangir Run, bila Covid sudah mereda," sambung Daryanto. Sementara Ida Fahmiwati, Kabag Umum, Kepegawaian dan Organisasi Kemenparekraf menambahkan, akan lebih baik lagi, kedepan, Kabupaten Sragen memiliki jadwal kegiatan wisata (calendar of events), sehingga memudahkan wisatawan untuk berkunjung.
Museum Sangiran memang telah menjadi ikon Sragen, dan menjadi pintu masuk yang baik untuk promosi Sragen. Bila ingin berkunjung ke Museum Sangiran, yang berada dibawah Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tiketnya Rp.8000 bagi wisnus dan Rp.15.000 untuk wisman (ma).
Foto: abri