Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam pengkajian dan penerapan teknologi untuk mendukung sektor parekraf. Penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara dua pihak dilakukan bersamaan dengan acara puncak perayaan HUT ke-42 BPPT yang bertema "Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju" di Auditorium Gedung BJ Habibie, Jakarta (24/8). Penandatanganan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dengan Kepala BPPT Hammam Riza.
Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo bersama Kepala BPPT Hammam Riza |
Penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) antara dua pihak dilakukan bersamaan dengan acara puncak perayaan HUT ke-42 BPPT yang bertema "Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju" di Auditorium Gedung BJ Habibie, Jakarta (24/8). Penandatanganan dilakukan secara simbolis oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf) Angela Tanoesoedibjo dengan Kepala BPPT Hammam Riza.
Pada kesempatan itu, hadir pula Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang P.S Brodjonegoro, Kepala Staf Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Jenderal TNI Andika Perkasa, Presiden Komisaris PT Tempo Scan Pacific Tbk Handojo S. Muljadi, serta Kepala BNPB/Ketua Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.
Angela menjelaskan, nota kesepahaman ini sangat penting untuk memajukan sektor parekraf dalam menghadapi tantangan ke depan. Terlebih dimasa pandemi ini, ketika teknologi sangat diperlukan untuk mempermudah komunikasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak. Sementara Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, pihaknya akan terus menggaungkan transformasi teknologi dan transformasi digital.
"BPPT siap mewujudkan lompatan besar inovasi, mendukung cita-cita Indonesia Maju menuju negara berbasis inovasi," ujar Hammam. Menurutnya, untuk menghadirkan inovasi dan layanan teknologi terbaik demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, dibutuhkan kolaborasi semua pemangku kepentingan dalam sebuah ekosistem inovasi menciptakan produk inovatif buatan Indonesia. Ekosistem inovasi pentahelix, mengusung pola kerja sama antarpemerintah, industri/bisnis, akademisi, hingga dukungan komunitas maupun media massa (ag/ma).