Pola pertanian terpadu bakal jadi percontohan untuk menopang ketahanan pangan Sukoharjo/Jateng ( IndonesiaMandiri ) – Kementerian Pe...
Pola pertanian terpadu bakal jadi percontohan untuk menopang ketahanan pangan |
Sukoharjo/Jateng (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pertanian (Kementan) fokus menyiapkan langkah strategis dalam peningkatan ketersediaan pangan, seperti menggenjot kapasitas produksi dengan mempercepat musim tanam II, mengembangkan lahan rawa dan upaya lainnya. Ini sekaligus antisipasi krisis pangan, sebagaimana diperingatkan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) akibat dampak pandemi covid 19.
Kini, sebagai upaya menghadirkan kantong lumbung pangan, Kementan juga menggarap metode pertanian pola integrated farming, menerapkan zero waste yang belakangan ini banyak ditekuni petani untuk memenuhi berbagai kebutuhan pangan secara holistik dalam satu lahan. Pola ini merupakan tata kelola pertanian terpadu, dimana dalam satu hamparan dibudidayakan banyak komoditas yakni padi, sayur, ayam, lele, sapi dan komoditas pangan lainnya.
"Dalam mewujudkan kemandirian pangan Kementan juga sangat mendukung petani dalam melakukan metode pertanian integrated farming dengan zero waste yang artinya penggunaan eksternal input diminimalisir,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi saat mengunjungi penerapan integrated farming seluas 2 hektar di Desa Jagan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah (12/07).
Kementan sangat serius mendorong pengembangan pola integrated farming ini melalui pemberian bantuan Kredit Usaha Rakyat/KUR, bantuan bibit dan sarana produksinya lainya. Pola ini menjadi model untuk dikembangkan di berbagai daerah sehingga ketahanan pangan nasional didukung semua daerah dan terjadi peningkatan kesejahteraan petani di seluruh wilayah Indonesia. Dalam kesempatan ini, diberikan juga KUR Kostraling bagi petani penggilingan, total sebesar Rp 275 juta.
Suwandi mengingatkan petani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani/Gapoktan agar bermitra guna memudahkan proses pendanaan lewat perbankan saat akses KUR. "Kami sangat mengapresiasi penerapan integrated farming yang sudah dilakukan oleh Pak Heri Sunarto ini di lahan 2 hektar. Beragam komoditas dibudidayakan secara terintegasi. Kami berharap petani di daerah lain dapat menerapkan pola integrated farming ini lahan lahan pertanian. Kami akan support ini," puji Suwandi.
Menurut Suwandi, saat ini ada lima fokus kerja Kementan dalam mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi dan reformasi sosial pasca pandemi covid-19, antara lain, program ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas (program spesifik), nilai tambah untuk daya saing industri (program lintas Kementerian/Lembaga), riset dan inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi (program lintas K/L), pendidikan dan pelatihan vokasi, serta dukungan manajemen.
Heri Sunarto, pengelola pertanian terpadu di Desa Jagan, kini sudah berhasil dalam menerapkan "integrated farming" menuju zero waste. Konsep dasarnya, bagaimana membangun waduk lokal sebagai kolam penampungan agar coverage airnya lebih luas. Di dalam bak besar kolam penampungan berdiameter 3 meter yang berjumlah 6 tersebut dibudidayakan lele, nila dan patin.
"Tidak hanya untuk perikanan namun, juga ada peternakan ayam, lahan minapadi dan lahan sawah tadah hujan. Jadi di kolam penampungan ini nanti bisa memfilter kotoran dan sisa pakan. Masuklah air tersebut ke minapadi, setelah itu baru ke lahan padi tadah hujannya. Saya disini tidak punya mesin selain pompa air. Gunanya nanti untuk pengaturan air dari minapadi ke sawah,” jelas Heri.
Heri memanfaatkan limbah ikan dan ternak ayam dipakai untuk pupuk dan supaya efisien ia pun memanfaatkan limbah rumah tangga dan sisa sembelihan ayam untuk bahan pakan ikan. Alhasil, kini, Heri mengaku sudah mendapat net profit Rp 200 sampai 300 juta per hektar per tahun dari hasil budidaya peternakan, perikanan dan pertanian. Bahkan untuk pertanian sudah menerapkan IP 4 artinya setahun didesain tanamnya 4 kali.
"Saya sudah merancang bulan panen yang harganya bagus dan provitas bagus yakni panen di bulan Januari, April, Juli dan November. Saya atur saat pertanaman ini supaya pas panen nanti harganya bagus, hasilnya pun bagus,” terang Heri (ma).