Belawan (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pertanian/Kementan melalui Karantina Pertanian Belawan melepas ekspor perdana 200 kg tomat asal Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) ke negeri Jiran, Malaysia. Produk pertanian asal sub sektor hortikultura milik CV TKU ini baru pertama kalinya diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan (30/7). “Jenis komoditas ini menambah deret produk pertanian ekspor unggulan asal Sumut," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul melalui keterangan tertulisnya. Menurut Hasrul, sinergisitas yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani di Sumut, memacu kinerja ekspor diwilayah kerjanya. Pembangunan pertanian berbasis kawasan mengacu kearifan lokal berorientasi ekspor jadi salah satu kunci Provinsi ini terus menambah ragam komoditas ekspornya.
Kabupaten Karo menyusul daerah lain dari Sumut yang berhasil ekspor hasil pertanian |
Produk pertanian asal sub sektor hortikultura milik CV TKU ini baru pertama kalinya diberangkatkan melalui Pelabuhan Belawan (30/7). “Jenis komoditas ini menambah deret produk pertanian ekspor unggulan asal Sumut," ujar Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul melalui keterangan tertulisnya.
Menurut Hasrul, sinergisitas yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha dan petani di Sumut, memacu kinerja ekspor diwilayah kerjanya. Pembangunan pertanian berbasis kawasan mengacu kearifan lokal berorientasi ekspor jadi salah satu kunci Provinsi ini terus menambah ragam komoditas ekspornya.
Selain Kabupaten Tobasa dan Humbahas, kini Kabupaten Karo juga turut disiapkan menjadi salah satu sentra pertanian andalan. Provinsi Sumut sendiri memiliki lahan pertanian seluas 429.751 ha untuk komoditas tanaman semusim dan 2141.972 ha untuk komoditas tanaman tahunan
Hasil pertanian Sumut tembus pasar global. “Selain jumlah berlimpah, kualitas dan tidak luput juga dari pengawasan terhadap perlindungan sumber daya alam hayatinya dari karantina pertanian,” papar Hasrul.
Saprin dari CV TKU, mengapresiasi fasilitasi diberikan Kementan melalui dinas terkait. Salah satu kunci produk hortikultura dapat masuki pasar ekspor adalah rendah atau bahkan bebas residu. Untuk itu, diperlukan pendampingan pada Good Agricultural Practices (GAP) dan Good Handling Practices (GHP), agar memiliki daya saing di pasar global (dh).