Jakarta (IndonesiaMandiri) – Destinasi wisata Bali, diperkirakan tetap akan menjadi magnet dan favorit bagi wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) untuk dikunjungi usai pandemi Covid-19, termasuk wisatawan asal Prancis yang menjadi salah satu negara potensial penyumbang wisatawan ke Indonesia. Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya dalam webinar bersama TA/TO Prancis (12/5) mengatakan, Bali tetap favoritnya wisatawan karena selain memang menjadi salah satu destinasi yang selalu memiliki daya tarik kuat,i juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penyebaran Covid-19 yang terkendali. "Meskipun Bali adalah pusat pariwisata di Indonesia dengan banyak wisatawan yang berkunjung ke pulau itu, tapi Bali bukanlah pusat pandemi Covid-19 di Indonesia," ujar Nia. Menurutnya, kasus positif Covid-19 di Bali hingga kini tercatat 300 kasus dengan 195 orang sembuh dan 4 orang meninggal. Hal itu lantaran program pencegahan yang dijalankan pemerintah, baik pemerintah pusat dan daerah berjalan dengan baik.
Kasus Covid-19 di Bali tak termasuk yang tinggi, sehingga akan menjadi percontohan pengembangan wisata pascapandemi |
Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya dalam webinar bersama TA/TO Prancis (12/5) mengatakan, Bali tetap favoritnya wisatawan karena selain memang menjadi salah satu destinasi yang selalu memiliki daya tarik kuat,i juga merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki penyebaran Covid-19 yang terkendali.
Masyarakat Bali sudah antisipasi dengan baik dan disiplin saat Covid-19 melanda Indonesia |
"Ini karena masyarakat Bali dapat bersikap disiplin untuk tetap tinggal di rumah dan mematuhi perintah kepala desa dan pemimpin agama setempat. Jadi, budaya memainkan aturan penting dalam hal ini," jelas Nia. Karena, "Bali telah sejak awal meningkatkan kewaspadaaannya terhadap Covid-19. Meskipun provinsi tersebut belum secara resmi memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tapi sebagian besar tindakan pencegahan telah diambil," tambah Nia.
Kemenparekraf akan menjadikan Bali sebagai pilot project untuk penerapan program CHS (Clean, Health, and Safety) untuk diterapkan di berbagai destinasi dan pengelola usaha pariwisata lainnya di Bali, seperti restoran dan hotel. Selain Bali, pemerintah juga akan memakai program serupa di Yogyakarta, Kepulauan Riau, 5 destinasi super prioritas, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, dan nantinya di seluruh Indonesia.
"Melalui program CHS ini kami ingin destinasi benar-benar siap ketika kembali menerima wisatawan usai pandemi. Kami tidak mau turis mancanegara maupun lokal kecewa karena kami tidak siap. Kami akan mendorong industri untuk nantinya bisa menerapkan program CHS dengan baik," papar Nia.