Proyek Strategis Nasional tetap berjalan namun dipilih secara ketat dalam suasana covid-19 Jakarta ( IndonesiaMandiri ) – Ditengah bada...
Proyek Strategis Nasional tetap berjalan namun dipilih secara ketat dalam suasana covid-19 |
“Saya telah berdiskusi dengan Menko Ekon, kita mau coba melihat proyek mana saja yang bisa didanai sektor swasta, jadi tidak hanya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)” ucap Luhut, Menko Marves. Luhut berharap, adanya status PSN, proyek investasi swasta yang selama ini mengalami kendala dapat segera diselesaikan, sehingga bisa menyerap tenaga kerja dan menghasilkan devisa.
“Hingga 31 Desember 2019 sebanyak 88% PSN telah melewati tahap persiapan, termasuk di dalamnya terkait program ketenagalistrikan 35.000 MW dan Program Kebijakan Pemerataan Ekonomi. Sementara 12% masih dalam tahap penyiapan, termasuk di dalamnya adalah program Industri Pesawat," jelas Menko Ekon Airlangga Hartarto. Menurut Airlangga, berdasar evaluasi pelaksanaan PSN, terdapat 9 PSN dan 1 Program yang penyelesaiannya melebihi 2024 sehingga dikeluarkan dari daftar PSN. “Saat ini sudah ada 232 usulan proyek baru. 84 usulan proyek berasal dari 5 Kementerian, 123 usulan proyek berasal dari 13 Pemerintah Daerah, 17 usulan proyek berasal dari 4 BUMN/BUMND, dan 8 usulan proyek berasal dari swasta," tambah Airlangga.
“Kami sudah komunikasi dengan Pak Wahyu dari Komisi Percepatan Pembangunan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), terkait beberapa usulan proyek yang dievaluasi dari segi pendanaan, aspek kemampuan investor, dampak terhadap perekonomian, dan aspek tata ruangnya sudah dapat memenuhi untuk kriteria PSN,” ujar Seto.
“Usulan pertama adalah Kawasan Industri Pulau Obi. Jumlah tenaga kerja asal Indonesia sebesar 1.978 orang. Saat ini telah memiliki desain smelter RKEF (rotay kiln electric furnace) tahap 2 dengan estimasi investasi sekitar USD 800 juta," Seto. Disebutkan, dalam kawasan ini terdapat Smelter RKEF tahap 1 yang telah beroperasi sejak 2016 dan investornya mayoritas berasal dari domestik yaitu Grup Harita. “Namun pembangunan signifikan adalah Smelter HPAL (High Pressure Acid Leaching), pembangunan sudah hampir selesai, diperkirakan kwartal ketiga 2020 akan beroperasi. Produk smelter ini adalah MHP (bahan Katoda Lithium Battery), nikel Sulfat, dan Kobalt Sulfat. Nilai investasi smelter ini diperkirakan sekitar USD 1M," terangnya.
“Usulan kedua adalah untuk Weda Bay Industrial Park. Harusnya jika tidak ada permasalahan Covid 19, peresmian operasi untuk smelter dilakukan pada April 2020. Rencana total investasi tahun ini sekitar USD 4-5 M," tambah Seto. “Pangsa ekspornya dari tahap 1 sudah cukup signifikan yaitu pada 2024 diperkirakan mencapai USD 2 M. Jika pada tahun tersebut telah fully invested, kami perkirakan nilainya bisa jauh lebih besar. Dua kawasan industri ini yang sudah masuk dalam kategori yang dapat dipertimbangkan dalam PSN. Jika berkenan, keduanya ini akan kami mintakan untuk dilengkapi kekurangannya untuk kemudian masuk dalam daftar proyek PSN," papar Seto.
Masih menurut Seto, terdapat 9 usulan proyek lain yang telah dievaluasi untuk memastikan investor mampu memiliki kemampuan finansial dan eksekusi untuk mewujudkan proyek dan bisa selesai sebelum 2024. Kesembilan proyek tersebut terdiri 6 proyek terkait smelter, 1 pengolahan batu bara menjadi methanol di Kalimantan Timur, proyek Kawasan Industri Methanol, dan pembangunan jalur tol Kediri-Tulungagung (ma).
Foto: abri