Kepala Kamla Zona Maritim Timur saat berdiskusi dengan Kepala Bagian Kerjasama Lintas Negara Biro Perbatasan Prov Maluku Sirimau/Maluk...
Kepala Kamla Zona Maritim Timur saat berdiskusi dengan Kepala Bagian Kerjasama Lintas Negara Biro Perbatasan Prov Maluku |
Sirimau/Maluku (IndonesiaMandiri) - 28 Kepala Kantor Bakamla RI untuk Zona Maritim Timur Laksma Bakamla Arif Sumartono menerima kunjungan Kepala Bagian Kerja Sama Lintas Negara Biro Perbatasan Provinsi Maluku Etha Unawekla,di Kantor Kamla Zona Maritim Timur, Ambon (27/02).
Kunjungan ini membahas permasalahan di wilayah pesisir perbatasan antara Indonesia dan Timor Leste. Menurut Etha Unawekla, dekatnya jarak antara Pulau Romang dan Timor Leste serta adanya budaya lestutur (hubungan keluarga), menyebabkan terjadinya rutinitas kegiatan saling berkunjung di antara warga Pulau Romang dengan Timor Leste. Rutinitas kunjungan dimaksud sering tak dilengkapi surat perjalanan atau passport selayaknya kunjungan antar negara.
"Masalah ekonomi menjadi salah satu faktor kunjungan, dikarenakan adanya pendapat di kalangan warga pesisir bahwasanya ‘Darah Kita Merah Putih’ tapi ‘Perut Timor Leste’. Kondisi ini menandakan keterpurukan ekonomi di kalangan warga perbatasan", ujar Etha.
Belum adanya pos pelayanan terpadu di daerah perbatasan menyebabkan sulitnya Pemerintah Daerah (Pemda) menangani permasalahan tersebut. Begitu pula hal terjadi pada 2019 silam. Saat itu, terdapat mobilisasi manusia dikemas dalam bentuk kunjungan wisatawan ke daerah Maluku Barat Daya. Namun wisatawan yang berkunjung ke wilayah perbatasan mencapai 1.000 orang. Dikhawatirkan hal ini akan menimbulkan tindak pelanggaran lainya yang tidak diinginkan.
Sehingga, sangat diharapkan peran Bakamla RI, khususnya di Zona Maritim Timur. Karena tugas pokok dan fungsi Bakamla RI melakukan patroli keamanan dan keselamatan di laut, termasuk wilayah perbatasan antara Indonesia dan Timor leste maupun Indonesia dan Australia. Wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya, Maluku Tenggara Barat, dan Kepulauan Aru, merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan kedua negara tersebut. Tentu wilayah tersebut masuk dalam tanggung jawab Bakamla RI. Hal itu terlihat dengan adanya rutinitas Patroli Bersama antara Bakamla RI dengan Australian Border Force (ABF).
Intinya, Kantor Kamla Zona Maritim Timur sangat mendukung dibentuknya tim terpadu, dengan harapan pelaksanaan patroli dapat lebih ditingkatkan. Sehingga dapat mengantisipasi permasalahan yang muncul di wilayah perbatasan. Selain itu diharapkan para mitra maritim yang tergabung dalam tim terpadu dapat melaksanakan tugas dan fungsinya masing-masing. Mengingat wilayah itu memiliki potensi di bidang perikanan. Bila ada pemberdayaan di bidang perikanan, maka taraf hidup warga setempat dapat meningkat sehingga masalah ekonomi yang menjadi kendala utama dapat terpecahkan (ma).