Gubernur Sumsel Herman Deru banyak belajar ilmu pertanian ke Menteri Pertanian Syahrul Y Limpo Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Menteri P...
Gubernur Sumsel Herman Deru banyak belajar ilmu pertanian ke Menteri Pertanian Syahrul Y Limpo |
“Pola pembangunan sistem kluster menuntut kualitas jalan dan pelabuhan yang baik dan memadai. Bahkan daya tampung pelabuhan harus berorientasi ekspor. Ini akan memperpendek rantai dan menstimulus pereknomian daerah berputar,” ucap Mentan.
Gubernur Sumsel Herman Deru menjelaskan, provinsinya kini tengah berbenah, menargetkan perbaikan jalan yang dibawah wewenang pemerintah provinsi selesai pada akhir 2020. “Kami memiliki cita-cita, produk pertanian kami bisa dikenal luas. Beras, kopi dan yang lain-lain. Oleh karena itu kami ingin mengirim langsung dari Sumsel melalui pelabuhan-pelabuhan yang kami miliki. Karena potensi alam dan luasan lahan di Sumsel sangat potensial untuk pengembangan komoditas tanaman pangan dan perkebunan,” papar Herman.
Menurut data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, luas kawasan budidaya pangan dan hortikultura Sumsel adalah 2,1 juta hektar, kawasan perkebunan 3,8 juta hektar. Prouksi padi Sumsel pada 2019 sebesar 4,6 juta ton, jagung 952 ribu ton. Sedangkan untuk komoditas perkebunan, produksi di 2018 untuk kelapa sawit 3,8 juta ton, karet 1,08 juta ton, kopi 145 ribu ton.
“Kedatangan kami menghadap Mentan adalah bukti keseriusan kami untuk bersinergi mewujudkan itu semua sekaligus mau belajar bagaimana Pak Menteri SYL sewaktu dulu menjabat sebagai Gubernur Sulsel berhasil menurunkan inflasi dan tingkat kemiskinan serta berhasil menyalurkan kredit pembiayaan usaha rakyat sebesar 3,1 triliun rupiah dengan nilai kemacetan hanya 0,14 persen,” ungkap Herman.
“Kita bangun bersama-sama pertanian. Kuncinya adalah keberanian, kerja sama, kerja keras dan fokus. Kita tinggalkan pola kerja yang sporadis dan mulai berani mengambil inisiatif hal-hal baru yang sebelumnya kita anggap hanya negara lain yang bisa,” ungkap SYL. Sumsel, menurut Mentan, juga potensial untuk pengembangan agrowisata kopi. Sebaran sentra komoditas kopi terdapat di enam kabupaten, yaitu Empat Lawang, Lahat, OKU Selatan, Muara Enim, OKU, dan Pagar Alam yang merupakan perkebunan rakyat (ma).