Jakarta (IndonesiaMandiri) - Salah satu pendiri Badan Keamanan Laut RI atau Bakamla RI, Laksamana Madya (Purn) TNI Joko Sumaryono meminta semua pihak memetik pelajaran menarik (lesson learn) dari peristiwa yang sedang hangat dibicarakan di Perairan Natuna, Kepulauan Riau.
Negara harus hadir untuk melindungi nelayan di perairan Indonesia |
Purnawirawan Jenderal Bintang Tiga TNI AL yang pernah menjadi komandan kapal perang, Panglima Armada Barat (sekarang sebutannuq Koarmada I) dengan lingkup wilayah hingga Natuna, tak kaget dengan berita tentang kapal nelayan asing yang banyak seliweran di perbatasan Utara Indonesia.
“Kehadiran kapal nelayan Cina selalu diback up oleh Kapal Coast Guard nya. Strategi ini ditempuh karena pengalamannya dahulu saat nelayan Cina ada sengketa di perairan dekat Jepang. Saat itu Cina mengirim kapal perangnya dan selalu bertemu dengan Kapal Coast Guard Jepang,” jelas Joko. Apa artinya? Cina langsung mengambil pelajaran dengan memperbanyak armada Coast Guard guna melindungi nelayannya. Ini bukti bahwa negara hadir ikut melindungi nelayan atau warganya. Bagaimana dengan kita?
Negara harus hadir untuk melindungi nelayan di perairan Indonesia |
saran Joko yang juga pernah menjabat Sesmenko Polhukam era Presiden SBY. Joko jugq memuji Presiden cepat hadir di Natuna guna memastikan kedaulatan Ri di Natuna.
Menurut Joko, Indonesia juga belajar dari peristiwa di Natuna yang sudah terjadi berkali-kali. Kehadiran Coast Guard asing di Natuna, juga harus dihadapi dengan Bakamla RI sebagai Coast Guard. Dan, beri dukungan logistik yang kuat bagi para nelayan, seperti pengadaan kapal yang baik serta subsidi bahan bakarnya (ma).
Foto: abri