Humbang Hasundutan (IndonesiaMandiri) - Kementerian Pertanian (Kementan) mengkampanyekan tentang virus wabah penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF) tidak menular dari ternak babi ke manusia di Kabupaten Humbang Hasundutan/Humbahas, Sumatera Utara (30/12). Kampanye ini dipimpin Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan bersama jajaran pejabat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dihadiri Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor serta lebih 500an masyarakat.
Irjen Kementerian Pertanian Justan Riduan Siahaan kampanyekan virus ASF tak menular ke manusia |
Humbang Hasundutan (IndonesiaMandiri) - Kementerian Pertanian (Kementan) mengkampanyekan tentang virus wabah penyakit demam babi Afrika (African Swine Fever/ ASF) tidak menular dari ternak babi ke manusia di Kabupaten Humbang Hasundutan/Humbahas, Sumatera Utara (30/12). Kampanye ini dipimpin Inspektur Jenderal Kementan, Justan Riduan Siahaan bersama jajaran pejabat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dihadiri Bupati Humbahas, Dosmar Banjarnahor serta lebih 500an masyarakat.
Justan menegaskan wabah virus ASF yang menulari ternak babi bukan penyakit zoonosis. Dengan demikian, daging babi aman dan sehat untuk dikonsumsi. "Zoonosis merupakan penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya. Namun ASF bukan termasuk penyakit tersebut," ucap Justan dalam kegiatan bertema 'Kampanye Makan Daging Babi yang Aman dan Sehat' tersebut.
Ia juga menjelaskan virus ini muncul pertama kali di Afrika pada 1921 sehingga disebut demam penyakit babi Afrika. Virus ini masuk ke Indonesia baru 2019, namun hingga saat ini belum diketahui asal penyebarannya. “Hingga saat ini kemungkinan penyebaran virus ASF dari makanan sisa yang diberikan ke ternak yang berasal dari negara luar," terangnya Justan.
Oleh karenanya, Justan meminta masyarakat agar berpartisipasi aktif mensosialisasikan kepada masyarakat luas agar tidak takut mengkonsumsi daging babi. Apalagi, ternak babi merupakan salah satu penopang perekonomian di Kabupaten Humbahas.
"Saya sendiri makan daging babi 2 hari lalu, kemaren juga baru makan dan hari ini kita akan bersama-sama konsumsi daging ini. Kalo bukan kita siapa lagi," tutur Justan.
Di tempat sama, Yuni Yupiana salah seorang Medik Veteriner, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menerangkan Virus ASF memiliki ukuran sangat kecil dan penyebarannya bisa melalui kontak langsung dengan ternak babi atau melalui makanan sisa yang terkontaminasi. Bahkan melalui perantara yang secara tidak disadari bahwa virus tersebut sudah menempel.
Yuni menyebutkan salah satu contoh dari penyebaran melalui manusia, yakni jika seorang peternak pergi ke wilayah yang sudah terjangkit virus ASF. Selanjutnya peternak tersebut pergi ke wilayah yang belum terjangkit virus ASF tanpa melakukan pembersihan terlebih dahulu, maka wilayah yang belum terinfeksi bisa ikut terjangkit.
"Jadi untuk peternak hewan babi jika mau ke peternakannya upayakan gunakan peralatan khusus di peternakannya sehingga lebih terjamin kebersihannya", tuturnya. Menurut Yuni, upaya pencegahan diantaranya yakni menjaga sanitari kandang dengan membersihkan secara rutin dengan sabun dan desinfektan, tidak melepas ternak babi secara liar, mengendalikan lalu lintas ternak antar daerah dengan mengaktifkan Pos lintas ternak (ma).