Kementerian Pertanian perbarui kerjasama ekspor buah dan produk pertanian ke RRT Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Kementerian Pertanian ...
Kementerian Pertanian perbarui kerjasama ekspor buah dan produk pertanian ke RRT |
“Saat ini, Salak menjadi salah satu buah-buahan populer di pasar ekspor, dan Tiongkok merupakan pasar terbesar setelah Kamboja,” kata Ali Jamil saat di temui disela pertemuan dengan Wakil Menteri General Administration of Customs o the People’s Republic of China (GACC), Zhang Jiwen. Menurut Jamil, protokol buah salak yang ditandatangani pada 2013 akan berakhir di 2019. Makanya perlu diperbarui. Salak yang akan diekspor ke RRT harus berasal dari kebun teregistrasi dan dikemas pada packing house yang juga teregistrasi. Dengan diperbarui kerjasamanya, protokol ekspor buah salak Indonesia ke RRT dipastikan di 5 tahun kedepan telah memenuhi persyaratan.
Selain fasilitasi pasar ekspor salak, kerangka kerjasama RI-RRT juga membahas fasilitasi ekspor produk pertanian lainnya, yakni buah naga, nanas, sarang burung walet (SBW) serta ekspor produk peternakan.
“Ini sesuai dengan arahan Presiden RI melalui Menteri Pertanian. Untuk mengawal ketat akselerasi ekspor, salah satunya perluasan pasar. Kita akan kebut pembahasan harmonisasi aturannya. Insya Allah dapat segera terealisir, Tiongkok adalah salah satu pasar strategis produk pertanian kita,” jelas Kepala Barantan.
Menurut Jamil, berdasarkan data neraca perdagangan sektor pertanian RI-RRT 2018, secara umum Indonesia berada pada posisi surplus sebesar 1,5 juta US Dollar. Adapun komoditas dengan jumlah terbesar baik secara tonase maupun nilai ekonomi yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, kakao, kulit dan jangat, manggis, lemak, kacang hijau, pisang dan kopi (rm).