Hujan mulai turun di sejumlah kota terdampak karhutla Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Data Laporan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan d...
Hujan mulai turun di sejumlah kota terdampak karhutla |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Data Laporan Posko Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan per 27 September 2019 Jam 18.00 WIB, satelit NOAA menunjukkan tak adanya titik panas (hotspot) di beberapa wilayah rawan karhutla. Sedangkan Satelit TERRA/AQUA (NASA) dengan level confidence ≥80% menunjukkan hotspot berada di wilayah Jambi sebanyak 3 titik, Kalimantan Timur 9 titik, dan Kalimantan Utara 2 titik.
Tren titik api pada minggu ini menurun jika dibanding jumlah pada minggu lalu. Jika pada 14-20 September total titik panas, diambil dari pantauan sipongi.menlhk.go.id di seluruh wilayah Indonesia terpantau oleh satelit TERRA AQUA LAPAN dengan tingkat confidence ≥80% sebanyak 5.106 titik panas. Dari 21-27 September, jumlahnya menurun signifikan menjadi 3.211 titik panas. Sebagai catatan titik panas berbeda dengan titik api (fire spot), sehingga memastikan wilayah tersebut mengalami titik api harus dilakukan pengecekan lapangan (ground check) secara langsung.
Satgas Karhutla tetap melakukan upaya pemadaman lanjutan di lahan yang kebanyakan adalah lahan gambut. Seperti yang dilakukan di Daerah Operasi (Daops) Palangkaraya, Provinsi Riau dan Provinsi Sumatera Utara. Meski hotspot 2019 ini meningkat daripada tahun lalu, namun luasan lahan terbakarnya masih lebih sedikit dibandingkan 2018. Tahun lalu, luasan lahan yang terbakar seluas 510.564 ha, dan 2019 sekitar 328.724 ha.
Sebaran asap menurut citra satelit Himawari dari BMKG (27/9) Jam 16.00 WIB menunjukkan tak adanya asap lintas negara. Upaya pemadaman tak hanya dilakukan di darat, tapi juga melalui udara dengan mengerahkan 45 unit pesawat atau helikopter. Sepanjang 2019 telah dilakukan upaya water bombing sebanyak 317 juta liter air di seluruh Indonesia utamanya di wilayah rawan karhutla. Sedangkan untuk Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC), sebanyak total 211.216 kg garam telah disemai untuk menghasilkan hujan buatan (dh).
Foto: abri