Banyak bangunan kuno nan cantik di Nias, Sumatera Utara Nias ( IndonesiaMandiri ) - Tradisi lompat batu atau Hombo Batu di Nias begit...
Banyak bangunan kuno nan cantik di Nias, Sumatera Utara |
Nias (IndonesiaMandiri) - Tradisi lompat batu atau Hombo Batu di Nias begitu unik dan mempesona siapapun yang melihatnya. Menurut Frans, pemandu wisata di Nias, asal mula para pemuda di kampungnya berpakaian khas prajurit kerajaan, dengan warna khas Nias, yaitu merah, kuning, dan hitam melompati batu setinggi 2 meter dan tebal 40 cm ada cerita sejarahnya.
“Lompat batu bermula dari syarat pemuda desa sudah bisa ikut berperang atau belum. Dahulu perang antar-wilayah sering terjadi. Setiap wilayah biasanya dipagari dengan bambu setinggi dua meter atau lebih. Untuk bisa ikut berperang dan diterima sebagai prajurit raja, seorang pemuda harus bisa melompati bambu yang memagari wilayah lawan. Selain itu, pemuda yang mampu melompati batu ini dianggap telah dewasa dan matang secara fisik,” cerita Frans.
Jika ingin menyaksikan tradisi ini, pengunjung harus membayar dua orang pemuda desa dengan tarif Rp150 ribu untuk dua kali lompatan. Setiap pemuda akan melompat satu kali. Andai ada sekelompok pemuda yang menawarkan tarif lebih tinggi dari itu, lakukan tawar-menawar saja karena memang tarif dari kesepakatan pengurus desa adalah Rp150 ribu.
Disamping keindahan ombaknya dikenal peselancar dunia, Nias juga ada atraksi lompat batu |
Lokasi tempat lompat batu berada di desa wisata Bawomataluo, yang dalam bahasa Nias berarti bukit matahari, sesuai dengan letaknya dibangun di atas bukit dengan ketinggian 324 meter di atas permukaan laut semenjak berabad-abad lalu. Menuju desa para pelompat batu itu, butuh waktu 3 jam dari Bandara Binaka di Gunung Sitoli atau 40 menit dari Teluk Dalam ibu kota Kabupaten Nias Selatan.
“Waktu terbaik untuk foto di desa ini ya pada saat matahari terbit. Nanti kalau ada kesempatan lain, datangnya pukul 5 pagi pak,” jelas Frans. Selain terkenal dengan atraksi lompat batu, desa ini juga terkenal dengan arsitektural serta patung-patung kuno. Maka umumnya pemandu wisata akan mengajak pengunjung untuk mengelilingi kampung. Biasanya sampai 10 kali sehari atraksi melompat ini disuguhkan kepada wisatawan. Pemerintah sedang mengajukan Desa Bawomataluo sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia agar masuk dalam daftar situs warisan dunia UNESCO (pn/ma).
Foto: Dok. Kemenpar