Puji sedang menikmati tangkapan ikan di Bulungan, Kalimantan Utara Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Di tiap hari Kartini 21 April, selalu ...
Puji sedang menikmati tangkapan ikan di Bulungan, Kalimantan Utara |
Puji, mengakui gemar memancing karena sering mengikuti sang suami yang asal Kalimantan Barat memang gemar memancing. “Kita ada kapal untuk memancing di Binuangen, Malimping, Banten. Karena sering ikut mancing, lama-lama diajari dan jadi senang deh,” aku Puji yang juga pernah menjadi ketua dan kini pembina Lady Angler Indonesia. Di organisasi memancing yang isinya perempuan ini, anggotanya banyak sekali hingga lebih satu juta dari Sabang hingga Merauke.
“Yang paling penting dalam memancing itu silaturahim. Kita jadi punya teman se Indonesia bahkan hingga luar negeri. Saya jadi tidak takut kemana-mana. Tinggal info di medsos kita sedang berada dimana, langsung ada yang menyapa dan menjemput,” ungkap Puji yang sehari-hari menjabat sebagai Presiden Direktur PT. Anugerah Agung Abadi Logistics. “Jadi ada pepatah, satu joran (alat pancing) sejuta saudara,” sambung Puji.
Puji saat mancing di di Wahai, Maluku |
Meski sering bepergian ke berbagai daerah nusantara hingga luar negeri untuk mancing, tapi Puji tak pernah melupakan kodratnya sebagai perempuan, isteri dan ibu. “Keluarga tetap nomor satu. Saya selalu minta izin ke suami bila ingin mancing,” jelas Puji.
Terkait peringatan Hari Kartini, Puji menilai kini sudah semakin kurang euphorianya. “Tidak seperti jaman saya masih sekolah SD, SMP, SMA. Ke depan sudah semakin ditinggalkan, anak-anak tidak begitu tahu siapa ibu kita Kartini. Ini kenyataan,” kritiknya. Namun ia tetap percaya nilai perjuangan Kartini masih relevan sampai saat ini, karena posisi banyak perempuan Indonesia sudah setara dengan pria. “Tapi bagi saya kodrat sebagai wanita, saya tetap harus memposisikan diri sebagai seorang istri, seorang ibu tetap menghormati suami. Dan lebih mengutamakan keluarga,” tegas Puji (ma).
Foto: Istimewa