Dwikorita Karnawati tekankan untuk kreatif ciptakan alat sendiri deteksi kebencanaan Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Peran kemandirian...
Dwikorita Karnawati tekankan untuk kreatif ciptakan alat sendiri deteksi kebencanaan |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Peran kemandirian, disamping kesetaraan bagi seorang perempuan, selalu jadi bahasan penting saat peringati Hari Kartini. Ini pula yang ditekankan Prof. Dwikorita Karnawati, Ph.D, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika/BMKG. “Kartini di era 1800an sudah miliki visi kedepan tentang peran perempuan. Itu terobosan dan kini kita menikmatinya,” ujar Dwikorita. Singkatnya, Dwikorita menekankan kita mesti berani menjadi kreator, bukan hanya pengikut (follower).
Mantan Rektor Universitas Gajah Mada (2014-2017) dan kelahiran Yogyakarta Juni 1964 ini sejak mahasiswa jurusan Geologi di UGM memang miliki cita-cita kuat agar ilmu yang dipelajarinya bisa sangat bermanfaat untuk masyarakat. Dwikorita pada 1986 sudah berkecimpung soal kebencanaan dengan dosennya, dan terus berlanjut hingga ia meraih gelar Master, Doktor di Inggris hingga Profesor dengan studi sama soal kebencanaan dan alat peringatan dini antisipasi bencana.
Dibawah kepemimpinan Dwikorita BMKG diharap mampu inovasi produk sendiri |
Berbeda dengan kebanyakan mahasiswa jurusan Geologi setelah lulus merapat ke perusahaan tambang dengan gaji besar, tapi Dwikorita tetap fokus kembangkan ilmunya untuk membuat alat deteksi dini kebencanaan, terutama akibat longsor. Hasilnya, bersama timnya di UGM, alatnya kini dipakai di hampir semua provinsi Indonesia. Bahkan, sebelum ia terpilih sebagai Kepala BMKG
November 2017, juga membuat teroboson membuat standar ISO 22327 tentang implementasi mengatasi bencana berbasis kemasyarakatan (Guidelines For Implementation Of Community Based Landslide Early Warning System).
Dengan capaian ISO tersebut yang berstandar internasional, negara manapun yang ingin memperolehnya harus mengikuti Indonesia. “Mereka harus follow kita. Ini terobosan penting. Kita rebut pasar dunia,” jelas Dwikorita. Di BMKG sendiri, ia juga menegaskan agar jajarannya secara bertahap bisa bikin alat sendiri untuk mengurangi ketergantungan dengan asing. Ini dibuktikan pertama kali nanti saat Bandara Yogya baru di Kulonprogo, akan memakai alat bantu untuk pilot saat mau landing-take off buatan anak bangsa dari BMKG dengan nama IRMAVIA (ma).
Foto: abri/istimewa