Jakarta (IndonesiaMandiri) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, salah satu strategi dalam merebut pasar wisatawan millenn...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, salah satu strategi dalam merebut pasar wisatawan millennial adalalah bagaimana membuat destinasi menjadi lebih dekat dan lebih murah bagi para millennial. “Ini menjadi tugas bersama untuk mengalokasikan sumber daya dalam merebut pasar wisatawan millennial,” kata Menpar Arief Yahya ketika membuka sekaligus menjadi keynote speaker di Focus Group Discussion/FGD III di Hotel Kempinski Jakarta (01/11).
Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam merebut pasar wisatawan millennial berbeda dengan wisatawan umumnya karena kalangan muda tersebut sangat digital dan lebih menyukai destinasi yang menjadi trending topic. "Kalo Genpi (Generasi Pesona Indonesia) memuat konten tentang destinasi digital, pasti trending topic. Mengapa? Karena mereka memenuhi kebutuhan para millennial. Mereka punya kebutuhan untuk diakui, maka sering datang ke tempat yang jarang didatangi," ungkap Arief Yahya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizky Handayani menyebut FGD ini akan menghasilkan aplikasi untuk mendukung strategi bidang pemasaran. Potensi wisatawan millennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Di 2019 lebih dari 50% pasar pariwisata Indonesia sudah didominasi millennial.
Pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan millennial berusia 15-34 tahun mencapai 57%. Generasi millennial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang.
“Jumlah millennial kita yang besar itu membuat banyak negara, seperti Korea dan Jepang, mulai menyasar pasar milenial Indonesia. Kita tidak boleh kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan millennial tersebut,” kata Rizki yang akrab disapa Kiki (pn/rm).
Foto: Dok.Kemenpar
Menpar Arief Yahya menjelaskan, dalam merebut pasar wisatawan millennial berbeda dengan wisatawan umumnya karena kalangan muda tersebut sangat digital dan lebih menyukai destinasi yang menjadi trending topic. "Kalo Genpi (Generasi Pesona Indonesia) memuat konten tentang destinasi digital, pasti trending topic. Mengapa? Karena mereka memenuhi kebutuhan para millennial. Mereka punya kebutuhan untuk diakui, maka sering datang ke tempat yang jarang didatangi," ungkap Arief Yahya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Rizky Handayani menyebut FGD ini akan menghasilkan aplikasi untuk mendukung strategi bidang pemasaran. Potensi wisatawan millennial akan terus tumbuh dan menjadi pasar utama. Di 2019 lebih dari 50% pasar pariwisata Indonesia sudah didominasi millennial.
Pasar pariwisata Asia didominasi wisatawan millennial berusia 15-34 tahun mencapai 57%. Generasi millennial di Cina mencapai 333 juta orang, Filipina 42 juta, Vietnam 26 juta, Thailand 19 juta, sedangkan Indonesia 82 juta orang.
“Jumlah millennial kita yang besar itu membuat banyak negara, seperti Korea dan Jepang, mulai menyasar pasar milenial Indonesia. Kita tidak boleh kecolongan dalam mengantisipasi potensi wisatawan millennial tersebut,” kata Rizki yang akrab disapa Kiki (pn/rm).
Foto: Dok.Kemenpar