Depok ( IndonesiaMandiri ) - Memasuki era digitalisasi ketenagalistrikan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia bisa memberikan perannya. Mi...
Depok (IndonesiaMandiri) - Memasuki era digitalisasi ketenagalistrikan, Fakultas Teknik Universitas Indonesia bisa memberikan perannya. Misalnya, mengadakan riset bersama yang didanai oleh industri. Juga dalam pemecahan masalah (problem solving) yang dihadapi oleh industri, dengan melibatkan mahasiswa pascasarjana FTUI.
Hal itu dinyatakan Dekan Fakultas Teknik UI, Dr. Ir. Hendri DS Budiono, M.Eng, IPM., saat menghadiri Seminar Nasional V GATRIK UI. Tema seminar itu adalah “Menyongsong Era Digitalisasi Ketenagalistrikan untuk Mewujudkan Penyediaan Tenaga Listrik yang Efisien, Andal, Berkeadilan dan Berkelanjutan,” di Kampus UI, Depok (8/2).
Seminar yang digagas Keluarga Alumni Teknik Tenaga Listrik DTE-FTUI (Kagatrik UI), bekerjasama dengan EPES (Electrical Power & Energy Studies) UI dan DTE-FTUI, didukung juga oleh Ikatan Mahasiswa Elektro FTUI, khususnya Panitia National Electrical Summit (NEST).
Hendri yang insinyur teknik mesin ini menjelaskan, selain di bidang penelitian, FTUI bisa berperan di bidang pengabdian masyarakat. Seperti: Hilirisasi produk inovasi hasil riset; produk tepat guna bagi masyarakat; konsultasi berdasarkan kepakaran para peneliti FTUI; dan diseminasi hasil-hasil inovasi dosen FTUI melalui seminar ataupun workshop.
Di bidang pendidikan, bisa diadakan program pendidikan profesi, bekerja sama dengan PII (Persatuan Insinyur Indonesia). Lalu, didirikannya program studi magister multi dan interdisiplin bidang energi, termasuk bidang ketenagalistrikan, yang melibatkan seluruh departemen di FTUI. FTUI juga bisa merancang kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan industri ketenagalistrikan. Serta, mengadakan program magang bagi mahasiswa.
Digitalisasi ketenagalistrikan ini mengubah secara fundamental bisnis penyediaan tenaga listrik. Teknologi digital mengubah pola pikir insinyur tenaga listrik, dari paradigma tradisional ke paradigma modern.
Dari seminar ini diharapkan terjadi pertemuan (sinkronisasi) pemikiran dari para pemangku kepentingan ketenagalistrikan, sehingga didapat suatu titik temu dan pemetaan tentang kondisi terkini (sa).
Foto: istimewa