Surabaya ( IndonesiaMandiri ) - Perusahaan negara strategis yang bergerak di bidang industri kemaritiman dengan nama Penataran Angkatan Laut...
Surabaya (IndonesiaMandiri) - Perusahaan negara strategis yang bergerak di bidang industri kemaritiman dengan nama Penataran Angkatan Laut atau sering disebut PT PAL, awal Mei ini kembali mengukir prestasinya dengan mengirim satu unit kapal lagi ke negara tetangga Filipina. Kapal perang dengan model Strategic Sealift Vessel (SSV), merupakan pesanan kedua dari Filipina di mana pesanan pertamanya sudah dikirim Mei 2016.
Lagu kebangsaan Filipina dan Indonesia dikumandangkan mengiringi proses seremoni pelepasan kapal SSV yang memiliki panjang 123 meter dan lebar 21 meter dengan nama BRP Davao Del Sur/LD-602 ini (2/5). Adalah Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu yang melepas secara simbolis kapal kedua ini, dengan disaksikan langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan bidang Kebijakan Pertahanan Filipina Ricardo David Jr., di Dermaga Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero).
Kapal SSV yang merupakan hasil inovasi dari produksi Kapal sebelumnya, Kapal Landing Platform Dock (LPD) dari alih teknologi dengan Korea. terbukti sudah banyak digunakan pada Operasi Militer dan kemanusian tingkat Internasional dan telah diakui kemampuannya, seperti proses penyelamatan MV Kudus di Somalia (2011) dan Pencarian Korban Air Asia QZ 8501 (2014). Kehandalan dan Kapabilitas kapal Produksi PT PAL telah melalui hasil inspeksi dan pengecekan kualitas yang ketat dari Tim Kualitas dan Tim Klas Llyod Register serta Tim Represntasi Pemilik Kapal.
PT PAL mendapat pesanan ini dari hasil lelang Internasional yang diadakan Kementerian Pertahanan Filipina pada 2014 silam. Kapal juga bisa menampung hingga 621 penumpang, mampu bertahan di lautan selama 30 hari dengan bobot maksimal 7.200 Ton. Berkecepatan 16 knots dengan mesin pendorong 2 X 2,920 kW, mampu menampung, tank, kendaraan tempur, mobil tumah sakit, hingga kapal patroli dan transporter.
PT PAL mendapat pesanan ini dari hasil lelang Internasional yang diadakan Kementerian Pertahanan Filipina pada 2014 silam. Kapal juga bisa menampung hingga 621 penumpang, mampu bertahan di lautan selama 30 hari dengan bobot maksimal 7.200 Ton. Berkecepatan 16 knots dengan mesin pendorong 2 X 2,920 kW, mampu menampung, tank, kendaraan tempur, mobil tumah sakit, hingga kapal patroli dan transporter.
Menariknya, kapal pertama produksi PT PAL ini telah digunakan oleh Angkatan Bersenjata Filipina untuk operasi militernya menumpas gerombolan pemberontak di Filipina Selatan. "Ini sangat membantu sekali, karena bisa mengangkut banyak pasukan dan peralatan militer serta berada di perairan dalam waktu lama," ujar salah satu staf KBRI di Flilpina.
Tentunya, produksi PT PAL ini sangat mengharumkan nama bangsa di pentas dunia dalam hal industri kemaritiman, disamping juga kian mempererat hubungan bilateral Indonesia-Filipina (bri).
Foto: abri