Jakarta ( IndonesiaMandiri ) – Perkumpulan Chief Information Officer Indonesia (iCIO Community) menggelar sebuah diskusi menarik tentang tan...
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Perkumpulan Chief Information Officer Indonesia (iCIO Community) menggelar sebuah diskusi menarik tentang tantangan Indonesia di era digital dengan topik "Closing The Digital Talent Gap Preparing for a Future Indonesia", di ruang serbaguna Kementerian Komunikasi dan Informatika (9/5).
Pembahasan memang lebih terfokus pada pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dan salah satu yang disorot adalah masih minimnya ketersediaan tenaga terampil di sektor TIK.
Ongki Kurniawan, Sekjen ICIO Commnunity mengakui adanya gap untuk tenaga terampil TIK di sektor industri Tanah Air. Sementara dari pihak Pemerintah, Semuel Abrijani, Dirjen Aplikasi dan Informatika Kominfo mengatakan bahwa selama ini kementeriannya belum mendapatkan info yang tepat tentang jumlah kebutuhan aktual tenaga terampil bidang TIK.
Menariknya, pembicara dari dunia akademisi, Dedi Priadi, Dekan Fakuktas Teknik Universitas Indonesia, justru menyinggung kurangnya pendidikan tinggi diajak bicara mengenai ketersediaan kebutuhan tenaga terampil di lapangan.
"Contohnya saja ketika Pemerintah memutuskan untuk menggunakan listrik 35 ribu watt. Itu kan memerlukan banyak insinyur nantinya. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dari semua perguruan tinggi yang ada di Indonesia saja tidak akan mencukupi," ujar Dedi.
Kesimpulannya memang, perlu "duduk bersama" lebih serius antara pihak industri, perguruan tinggi dan pemerintah. Karena bila semuanya jalan sendiri, bisa ditebak hasilnya tal akan menyelesaikan permasalahan utama dalam penyediaan tenaga terampil di bidang TIK.
Sebelum diskusi ini, juga Memorandum of Understanding antara ICIO dengan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) dan Universitas Bina Nusantara (Binus) untuk tingkatkan program pendidikan digital serta perkuat relasi dunia bisnis dan pendidikan guna membangun talent pipeline di bidang TIK di Indonesia. Penandatanganan MoU ini disaksikan oleh MenteriKomunikasi dan Informatika Rudiantara bertepatandengan momentum peringatan Hari PendidikanNasional 2017. Kesepakatan kerjasama ini juga selaras dengan rencana pemerintah dalam pengembangan ekosistem digital untuk mendukung terealisasinya RI menjadi negara berbasis ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara 2020 yang dicanangkannya baru-baru ini (bri).
foto: Istimewa