Usung Konsep Senantiasa Dekat Dengan Rakyat Jakarta ( Indonesiamandiri ) - Masih banyak masyarakat Jakarta yang belum mengetahui bahwa di Ja...
Usung Konsep Senantiasa Dekat Dengan Rakyat
Jakarta (Indonesiamandiri) - Masih banyak masyarakat Jakarta yang belum mengetahui bahwa di Jalan Abdul Rahman Saleh No 26, Jakarta Pusat, terdapat Museum Kebangkitan Nasional (Muskitnas). Museum yang letaknya berdekatan dengan Rumah Sakit TNI AD (RSPAD) ini, merupakan bangunan kuno buatan Belanda yang bangunannya didirikan pada 1899. Mulanya gedung ini diberi nama STOVIA (School Tot Opleiding Van Inlandsche Arsten), yang merupakan sekolah kedokteran bagi pelajar pribumi yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Gedung bersejarah ini, di masa penjajahan Jepang, pernah digunakan sebagai tempat tahanan bagi tentara Belanda yang tertangkap. Lalu di masa Presiden Soeharto, gedung ini dijadikan cagar budaya dan Muskitnas.
Yang menarik adalah, di gedung ini lahir para pemuda pribumi yang berjuang untuk Indonesia merdeka. Benih nasionalisme sangat kental berada di gedung ini. Organisasi Boedi Oetomo di bawah pimpinan Soetomo misalnya, cikal bakalnya berdiri di sini (20 Mei 1908).
Bagi para pengunjung Muskitnas, bisa melihat rekam jejak pergerakan pemuda pribumi di masa lalu ini. Ruang STOVIA mulai dari kelas untuk mengajar, ruang tidur, ruang dosen, ruang praktek kedokteran, semua ada di sini yang dikemas menjadi sarana pendidikan bagi siapapun yang berkunjung.
Ruang asrama Stovia dan Ruang Memorial Boedi Oetomo memiliki arti yang sangat penting bagi sejarah bangsa Indonesia. Karena di ruang-ruang itulah, berkembangnya kesadaran berbangsa para pemuda pribumi, yang kemudian menyebar ke seluruh pelosok nusantara.
Kini, Muskitnas kiann ramai dikunjungi masyarakat. “Kita memang menjadikan Muskitnas ini sebagai ruang publik,” kata R. Tjahjopurnomo, Kepala Muskitnas. Salah satu sudut ruangannya, dimanfaatkan juga untuk sarana pendidikan anak-anak Taman Kanak-Kanak yang berada di lingkungan sekitarnya (program pendidikan anak-anak usia dini/PAUD).
Setiap hari sabtu, juga diselenggarakan latihanatau krsus seni dan budaya lokal, seperti menari, bermain angklung dan latihan gamelan. “Kita kerjasama untuk latihan seni itu dengan Yayasan Belantara Budaya Indonesia” sambung Tjahjopurnomo, yang menjabat Ketua Museum sejak 2012. Latihan atau kursus itu sendiri gratis, dan sudah berlangsung tiga tahun di Muskitnas (abri).
Foto: abri